Monday, August 15, 2016

MAKALAH MASA PEMBINAAN PERIODE MAKKAH



MAKALAH

MASA PEMBINAAN PERIODE MAKKAH
Makalah ini disusun untuk guna memenuhi mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam
Dosen Pengampu Siti Rukhayati. M.Ag

 













Disusun Oleh :
Khotijatul Asna  111-14-094


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2016

 

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sejarah pendidikan Islam pada hakekatnya tidak terlepas dari sejarah Islam. Oleh sebab itu periodisasi sejarah pendidikan Islam dapat dikatakan berada dalam periode-periode sejarah Islam itu sendiri. Masa tersebut berlangsung sejak Muhammad menerima wahyu dan menerima pengangkatannya sebagai rasul. Datangnya ajaran Islam yang dibawa oleh para rasul yang telah di utus oleh Allah adalah untuk meluruskan dan memacu perkembangan budaya umat manusia. Demikian pula halnya dengan ajaran Islam yang dibawa oleh Muhammad, berfungsi meluruskan perkembangan budaya umat manusia. Dengan demikian tugas Muhammad adalahmenata kembali unsur-unsur budaya yang telah ada dikalangan bangsawan dan meletakkan unsur-unsur baru yang akan menjadi dasar  bagi perkembangan berikutnya.
Jadi dengan mempelajari Sejarah Pendidikan Islam kita dapat mengetahui sebab kemajuan dan kemunduran islam baik dari cara didikannya maupun cara ajarannya. Khusunya pendidikan islam pada zaman Nabi Muhammad SAW.Sebagai umat islam, hendaknya kita mengetahui sejarah tersebut guna menumbuhkembangkan wawasan generasi mendatang di dalam pengetahuan sejarah tersebut. Dan di dalam makalah ini kami akan membahas tentang pendidikan Islam Muhammad di Makkah
B.     Rumusan Masalah
1.       Apa yang dimaksud masa pembinaan pendidikan islam ?
2.      Bagaimana karakteristik masyarakat makkah ?
3.      Bagaimana pendidikan pada masa pembinaan periode makkah ?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui masa pembinaan pendidikan islam.
2.      Untuk mengetahui karakteristik masyarakat makkah.
3.      Untuk mengetahui pendidikan pada masa periode makkah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Masa Pembinaan Pendidikan Islam
Masa pembinaan pendidikan Islam yang dimaksud adalah masa di mana proses penurunan ajaran Islam kepada Muhammad SAW dan proses pembudayaanya berlangsung. Yang dimaksudkan proses pembudayaan di sini adalah masuknya Islam ke dalam kebudayaan manusiawi, sehingga diterima dan menjadi unsure yang menyatu dalam kebudayaan manusia. Masa tersebut berlangsung sejak Muhammad SAW menerima wahyu dan menerima pengangkatanya sebagai Rosul, sampai dengan lengkap dan sempurnanya ajaran Islam menjadi warisan budaya umat Islam, sepeniggal Muhammad SAW. Masa tersebut berlangsung selama 22 atau 23 tahun, sejak beliau menerima wahyu pertama kali, yaitu 17 Ramadlon 13 tahun sebelum hijrah (bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M) sampai dengan wafat beliau pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal 11 Hijrah ( bertepatan dengan tanggal 8 Juni 832 M).
Datangnya ajaran Islam yang dibawa oleh para Rosul yang telah diutus oleh Allah adalah untuk meluruskan dan memacu perkembangan budaya umat manusia. Demikian pula halnya dengan ajaran Islam yang dibawa oleh Muhmmad SAW, yang dalam bentuknya yang terakhir, berfungsi untuk meluruskan perkembangan budaya umat manusia yang ada pada zamannya dan menata kembali unsur – unsur budaya yang telah ada di kalangan bangsanya dan meletakkan unsure– unsur baru yang akan menjadi dasar bagi perkembangan budaya berikutnya. Tugas ini bukan hanya tertuju pada bangsanya sendiri tetapi mengarah pada pengembangan budaya seluruh umat manusia. Namun demikian, beliau memulai dan berhadapan langsung dengan warisan budaya bangsanya (bangsa Arab) karena disanalah ia lahir meskipun beliau diutus oleh Allah untuk seluruh Alam. [1]

Sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah yang artinya :
“Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi pengingat.” ( Q.S al-Saba’:28)
Bangsa Arab adalah keturunan Nabi Ibrahim dari anaknya Ismail, oleh karena itu pada hakikatnya kebudayaan bangsa Arab adalah budaya warisan dari Nabi Ibrahim yang tentunya terdapat unsur – unsur ajaran Islam yang telah dibudayakan oleh Ibrahim dan Ismail kedalamnya. Tetapi karena sudah berjalan dalam waktu yang cukup panjang maka unsur – unsur Islam tersebut tidak lagi tampak dalam bentuk yang jelas, bahkan ada yang berubah sama sekali.
Intisari ajaran Ibrahim dengan ka’bah sebagai pusatnya adalah ajaran Tauhid dan Muhammad melalui tugasnya dengan membersihkan tauhid ini dari syirik dan penyembahan terhadap berhala, sehingga mutiara tauhid yang telah pudar pada masa itu menjadi cemerlang lagi dan menyinari seluruh warisan yang ada.
Dengan demikian pendidikan Islam pada pembinaan ini dilaksanakan oleh Rosul berdasarkan petunjuk dan bimbingang langsung dari Allah. Pelaksanaan pembinaan pendidikan Islam pada zaman Nabi tersebut dapat dibedakan menjadi dua tahap yaitu fase Makkah sebagai fase awal pembinaan pendidikan Islam dan fase Madinah sebagai fase lanjutan (penyempurnaan) pembinaan pendidikan Islam.[2]
B.     Karakteristik Masyarakat Makkah
Pada waktu munculnya Rasulullah, bangsa Makkah sedang melewati masa kebodohan. Seluruh kehidupan sosial terjerumus ke dalam kenistaan dan pelanggaran-pelanggaran sosial. Penyembahan berhala dan politeisme merupakan tatanan-tatanan pada waktu itu. Mabuk, judi, dan zina merupakan perbuatan yang umum dari bangsa itu. Pembunuhan bayi perempuan merupakan mode yang digemari oleh bangsa Makkah, dan kaum wanita adalah kaum yang paling rendah derajadnya di dalam masyarakat Makkah. Mereka tidak mempunyai hak sosial atau hak hukum. Persaingan antara keturunan atau kaum yang ada pada saat itu sangat berpengaruh, terutama pada kaum Quraisy dimana saat itu mereka sangat berpengaruh dan mempunyai kekusaan. Sehingga kaum Quraisy sangat enggan tunduk kepada nabi Muhammad SAW yang secara garis keturunan berasal dari kaum Abdul Muthalib, karena takut akan kehilangan kekuasaan dan kedudukan.
Orang-orang di Makkah sangat kuat memegang teguh kepercayaan nenek moyang mereka. Tradisi tersebut dianggap hal yang mutlak serta membawa keberuntungan dan sangat sulit untuk ditinggalkan. Membuat ataupun memahat patung adalah salah satu sumber ekonomi masyarakat Makkah saat itu disamping berdagang.[3]
C.    Pendidikan masa pembinaan Islam periode Makkah
Sebelum Muhammad memulai tugasnya sebagai rasul, yaitu melaksanakan pendidikan Islam terhadap umatnya, Allah telah mendidik dan mempersiapkannya untuk melaksanakn tugas tersebut secara sempurna, melalui pengalaman, pengenalan serta peran sertanya dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan budayanya. Dengan potensi fitrahnya yang luar biasa, ia mampu mengadakan penyesuaian diri dengan masyarakat dan lingkungannya yang telah menyimpang dari ajaran-ajaran sebenarnya. Menjelang usia ke -40 Allah memberikan kepercayaan kepada Muhammad sebagai rasul / utusan untuk menjadi pendidik bagi umatnya. Untuk meluruskan kembali warisan Nabi Ibrahim, serta memperbaiki keadaan dan situasi budaya masyarakatnya. Nabi Muhammad menerima wahyu yang pertama di Gua Hira di Makkah pada tahun 610 M, sewaktu beliau telah mencapai umur 40 tahun.[4]
Muhammad mulai menerima wahyu dari Allah sebagai petunjuk dan intruksi untuk melaksanakan tugasnya. Dalam wahyu itu termaktub ayat Al-Qur’an.
Artinya : Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah demi Tuhanmu yang paling Pemurah. Yang mengajar dengan perantara kalam. Yang mengajar manusia apa-apa yang tidak   diketahuinya. (Q.S,Al-Alaq:1-5)
Perintah dan petunjuk tersebut pertama-tama ditunjukkan kepada Nabi Muhammad SAW tentang apa yang harus beliau lakukan, baik terhadap dirinya sendiri maupun umatnya. Kemudian bahan materi pendidikan tersebut diturunkan secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit. Setiap kali menerima wahyu, segera disampaikan kepada umatnya diiringi penjelasan dan contoh-contoh bagaimana pelaksanaannya. Nabi Muhammad SAW telah mendidik ummatnya secara bertahap. Beliau mulai dengan mendidik istrinya ”Khadijah” untuk beriman dan menerima petunjuk-petujuk Allah, kemudian diikuti oleh anak angkatnya ”Ali Bin Abi Thalib” dan ”zait ibn Haritsah”. Kemudian sahabat karibnya ”Abu Bakar As-Shiddiq” secara berangsur-angsur hingga meluas tetapi masih terbatas dikalangan keluarga dekat suku Quraisy saja. Mereka itulah orang-orang yang mula-mula Islam (Al sabiquuna al awwaluna), dan mereka secara langsung diajar dan dididik oleh Nabi untuk menjadi muslim dan siap menerima dan melaksanakan petunjuk dan perintah dari Allah yang akan turun kemudian. Pada tahap awal ini, pusat kegiatan pendidikan Islam tersebut diselenggarakan secara ter sembunyi di rumah Arqam bin Abil Arqam.[5]
Demikian itu berlangsung sampai lebih dari 3 tahun, lalu turunlah wahyu untuk menyuruh kepada Nabi, supaya menyiarkan agama islam kepada seluruh penduduk jazirah Arab dengan terang-terangan. Nabi melaksanakan tugas itu dengan sebaik-baiknya. Banyak tantangan dan penderitaan yang diterima Nabi dan sahabat-sahabatnya. Nabi tetap melakukan penyiaran islam dan mendidik sahabat-sahabatnya dengan pendidikan islam.
Mahmud Yunus dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam,menyatakan bahwa pembinaan pendidikan islam pada masa Makkah meliputi:
a.       Pendidikan Keagamaan
Yaitu hendaklah membaca dengan nama Allah semata jangan dipersekutukan dengan nama berhala.
b.      Pendidikan Akliyah dan Ilmiah
Yaitu mempelajari kejadian manusia dari segumpal darah dan kejadian alam semesta.
c.       Pendidikan Akhlak dan Budi pekerti
Yaitu Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada sahabatnya agar berakhlak baik sesuai dengan ajaran tauhid.
d.      Pendidikan Jasmani atau Kesehatan.
Yaitu mementingkan kebersihan pakaian, badan dan tempat kediaman.[6]
Tahap Pendidikan Islam Pada Fase Makkah
1)      Tahap Rahasia dan Perorangan
2)      Tahap Terang-Terangan.
3)      Tahap untuk Umum
             Lembaga Pendidikan dan Sistem Pembelajaran
Lembaga pendidikan Islam pada fase Makkah, ada dua macam/tempat, yaitu: Rumah Arqam ibnu Arqam dan Kuttab. Kuttab adalah lembaga pendidikan tingkat dasar.
      Kuttab sebagai lembaga pendidikan terbagi dua, yaitu:
a)      Kuttab berfungsi mengajarkan baca tulis dengan teks dasar puisi-puisi Arab, dan sebagian besar gurunya adalah nonmuslim. Kuttab jenis ini merupakan lembaga pendidikan yang dasar yang hanya mengajarkan baca tulis.
b)      Sebagai pengajaran Al-Quran dan dasar-dasar agama Islam. Pengajaran teks Al-Quran pada jenis kuttab ini setelah qurra dan huffiazh (ahli bacaan dan penghafal Al-Quran telah banyak). Guru yang mengajarkannya adalah dari ummat Islam sendiri.
Materi dan Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum pendidikan Islam pada periode Rasulullah di Makkah adalah Al-Quran, yang Allah wahyukan sesuai dengan kondisi dan situasi, kejadian dan peristiwa yang dialami umat Islam saat itu.karena itu dalam praktiknya tidak saja logis dan rasional tetapi juga secara fitrah dan pragmatis.
Pada fase Makkah terdapat tiga macam inti sari materi pelajaran yang diberikan di Makkah: yaitu keimanan, ibadah, dan akhlak. Pendidikan keimanan yang menjadi pokok pertama adalah iman kepada Allah Yang Maha Esa, beriman bahwa Muhammad adalah Nabi dan Rasul Allah, diwahyukan kepadanya Al-Quran sebagai petunjuk dan pengajaran bagi seluruh umat manusia. Pendidikan ibadah yang diperintahkan di Makkah adalah shalat, sebagai pernyataan mengabdi kepada Allah, ungkapan syukur, membersihkan jiwa dan menghubungkan hati kepada Allah. Pendidikan akhlak, Nabi mengajarkan penduduk Makkah yang telah masuk Islam agar melaksanakan akhlak yang baik, seperti adil, menepati janji, pemaaf, tawakal, bersyukur atas nikmat Allah, tolong menolong, berbuat baik kepada ibu bapak, memberi makan orang miskin dan orang musafir dan meninggalkan akhlak yang buruk.
Metode Pendidikan Islam
Metode pendidikan yang dilakukan Rasulullah dalam membidik sahabatnya antara lain: Metode ceramah,Dialog, Diskusi atau tanya jawab, Metode perumpamaan, Metode kisah, Metode pembiasaan, Metode hafalan[7]




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pada periode makiyyah Rasulullah lebih memfokuskan kepada pembentukan Akidah dan moral masyarakat makkah yang bertolak belakang dengan kebiasaan masyarakat mekkah pada masa itu. Contohya, kebiasaan masyarakat mekkah  menyembah berhala, berjudi, meminum khamer, membunuh bayi perempuan, dan berzinah. Setelah diangkatnya Nabi Muhammad dan berdakwah secara terang-terangan barulah terbentuk Hukum Islam yang mengajak masyarakat mekkah untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan terdahulu, dan menyembah kepada Allah SWT.
Ketika Rasulullah mengajak masyarakat makkah untuk menyembah Allah dan meninggalkan kebiasaan nenek moyang terdahulu, terdapat perlawanan dari masyarakat mekkah yang membenci ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad sehingga Rasulullah berhijrah ke Madinah.
Inti pembentukan Hukum pada periode Makkiyah adalah membentuk akidah yang sesuai dengan ajaran Islam, dan menyembah kepada Allah SWT. Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Makkah adalah pendidikan tauhid, titik beratnya adalah menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap individu muslim, agar jiwa mereka terpancar sinar tauhid dan tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.



DAFTAR PUSTAKA

Fauzan dan Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam Jakarta: Kencana, 2005
Sirri, Mun’in Sejarah Fiqih Islam Sebuah Pengantar, 1995. Risalah Gusti
Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Perguruan Tinggi/IAIN, 1986
Dra.Zuhairini,dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,2008, cet.9




[1]Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, ­
[2] Dra.Zuhairini,dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,2008), cet.9 hal 14 – 18
[3] Sirri, Mun’in Sejarah Fiqih Islam Sebuah Pengantar, 1995. Risalah Gusti.
[4]Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Perguruan Tinggi/IAIN, 1986) ,18
[5] Fauzan dan Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam Jakarta: Kencana, 2005, hlm: 35-37
[6] Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Perguruan Tinggi/IAIN, 1986) ,43
[7] Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Perguruan Tinggi/IAIN, 1986) , hlm: 20

No comments:

Post a Comment

MAKALAH HAKIKAT KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN

MAKALAH HAKIKAT KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Dosen Pengampu : Hesti...