MAKALAH
KARMA
Disusun
Guna Memenuhi Tugas“ Etika Budaya Jawa”
Dosen
Pengampu : Drs. Wido Murwadi, M.Pd.
Disusun
Oleh :
- Siti Himatul Anisah (111-14-065)
- Novi Sumaeya (111-14-066)
- Siti Ma’unah (111-14-067)
- Laili Nur Fitriyani (111-14-068)
- Nana Miftahul Hasanah (111-14-069)
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
KATA
PENGANTAR
Pujisyukur alhamdulilah
kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga makalah
media pembelajaran yang berjudul “karma” dapat kami selesaikan tepat
waktu.
Sholawat serta salam semoga
senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabiyullah Muhammad SAW,
beliaulah penyempurna akhlak yang mulia, dan telah member uswah khasanah pada kehidupan
kita dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang terang benderang.
Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas matakuliah media pembelajaran, dan untuk menambah pengetahuan kita
tentang bagaimanakah mengevaluasi sebuah media pembelajaran.
Selain itu penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini kurang dari sempurna, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak demi perbaikan kedepan.
7 oktober 2015
penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Manusia pada dasarnya terdiri dari dua unsur yaitu, unsur
jasmani dan batin. Dewasa ini makin terasa perlunya manusia membentengi diri
dengan nilai-nilai luhur suatu agama, mengingat pengaruhnya besar tehadap
kehidupan manusia. Tidak sedikit kasus yang melanggar norma-norma agama, adat
istiadat tantanan negara, bahkan hukum negara.
Seperti yang kita
ketahui Indonesia memiliki enam kepercayaan atau agama yaitu Hindu, Buddha, Kristen,
Katolik, Islam, dan Khong Hucu, yang diakui keberadaanya secara hukum dan
disahkan oleh negara. Peranan agama disinilah yang diharapkan dapat menanamkan
pembelajaran yang positif bagi umatnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Dari perbedaan sistem kepercayaan ini menimbulkan pandangan-pandangan sendiri
dalam diri umatnya. Misalnya saja masing-masing agama memiliki suatu cara untuk
menjelaskan pada apa yang dipercayainya yaitu, salah satunya dengan cara
mengorbankan jiwa dan raganya.
Seluruh
agama di dunia memiliki satu prinsip yang sama, yaitu adanya kesamaan
kepercayaan tentang kehidupan setelah kematian. Semua membenarkan bahwa
kehidupan tidak berakhir hanya di dunia ini, dan bahwa setelah kematian akan
ada kehidupan lagi yang lebih langgeng. Semua agama memiliki aturan kehidupan
yang hampir sama. Mereka, atas wahyu Tuhan, melarang adanya perilaku buruk yang
melanggar kesusilaan dan mengingkari nurani. Perilaku buruk tersebut akan
berakibat, secara individual maupun kolektif, terjadinya benturan atas
kepentingan-kepentingan individu lain. Benturan benturan tersebut kemudian
berasimilasi menjadi gejolak-gejolak yang membutuhkan pembalasan. Pembalasan
itu ternyata tidak selamanya bisa menetralisasi keadaan.
Atas dasar
itulah agama-agama seharusnya berkepentingan mencegah terjadinya
gejolak-gejolak sekecil apa pun dengan memberikan apresiasi atas perbuatan baik
dan ancaman-ancaman menyakitkan atas perbuatan jahat. Beberapa agama
mendakwahkan mekanisme “pembalasan Tuhan” dengan memberitakan adanya siksa
neraka dan kenikmatan surga. Sementara agama-agama yang lain mensyiarkan
mekanisme hukum karma dengan keyakinan adanya reinkarnasi. Yang satu menyatakan
bahwa kehidupan adalah linier atau “hidup hanya satu kali”, yang berakhir di
surga atau neraka. Sementara yang lainnya beranggapan bahwa hidup itu adalah
siklus atau “hidup berkali-kali” menuju kesempurnaan akhir, menyatu dengan
Tuhan.
Hukum
karma atau lebih mudah disebut hukum sebab-akibat adalah salah satu variabel
penting terjadinya reinkarnasi. Secara intuitif, setiap manusia bisa menerima
dan mempercayai adanya hukum yang saling mengikat di antara mereka atas
perbuatan-perbuatan yang mereka lakukan selama mereka berinteraksi dengan
lingkungannya. Setiap kita melakukan sesuatu yang mengakibatkan kerugian bagi
orang lain, intuisi kita secara misterius mendesak seakan kita harus membayar
kerugian yang sama di lain waktu. Demikian pula setiap kali kita berbuat
kebaikan, secara misterius kebaikan akan mendatangi kita, dan uniknya, hadir
dalam takaran yang lebih banyak dari apa yang telah kita perbuat.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
Pengertian Karma ?
2. Apakah
hukum karma itu benar-benar ada ?
3. Apa
Hukum Karma dalam Islam ?
C. TUJUAN
1.
Agar mengetahui
pengertian karma.
2.
Agar mengetahui
hukum karma itu benar-benar ada.
3. Agar
mengetahui hukum karma dalam islam.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Karma.
Karma
berasal dari ajaran agama budha dan hindu, arti sederhana dari karma adalah
segala perbuatan yang dilakukan akan memiliki akibat pada pelaku dimasa
selamjutmya. Tindakan buruk saat ini akan berakibat keburukan dimasa datang.
Perilaku baik akan berakibat kebaikan.
Dalam
kitab Abhidamma dikatakan bahwa setiap impresi rasa, yakni seluruh perilaku
manusia, dapat dianggap sebagai akibat dari karma. Dalam doktrin ini apabila
seseorang terlahir sebagai orang miskin, maka itu terjadi karena akibat
perilaku orang tersebut pada kehidupan sebelumnya. Itu artinya, kehidupan
manusia didunia itu bukan hanya sekali tetapi berulang-ulang. Kehidupan
sekarang adalah akibat dari kehidupan sebelumnya dan akan berdampak pada
kehidupan masa datang.
Doktrin
Karma dalam agama budha adalah:
1. Adanya hukum sebab akibat dan itu
terjadi di dunia.
2. Adanya reinkarnasi yakni bahwa
kehidupan saat ini adalah titisan kehidupan masa lalu dan akan menitis pada
kehidupan orang lain di masa datang.
B. Hukum Karma
Hukum
karma itu benar-benar ada dan berlaku dalam kehidupan kita sehari-hari karena
Hukum Karma bersifat abadi dan sudah ada sejak alam semesta diciptakan dan
tetap berlaku sampai alam semesta ini mengalami kiamat dan hukum karma itu
sangat sempurna, adil dan tidak ada yang dapat menghindarinya.
Karma sebenarnya adalah
hukum sebab akibat. Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai. seperti kata
pepatah "siapa yang menabur angin , dia pula yang akan menuai badai" dimana
Jika kita menanam kebaikan, maka yang akan kita tuai adalah kebaikan, dan
apabila kita menanam kejahatan, maka yang akan kita tuai adalah kejahatan pula.
Karma tidak semua merupakan karma buruk. Sebenarnya, ada pula karma yang baik
di dunia ini tergantung dari perbuatan kita sebelumnya.
C. Hukum Karma dalam Islam
1. Islam sepakat bahwa
setiap perbuatan ada balasannya.
Dalam islam, konsep
karma itu ada juga. Dalam ajaran aqidah islam, semua perbuatan walaupun seberat
dzarah (atom)pun akan mendapat balasan.
Firman Allah dalam surah
Al-zalzalah 7:
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ
خَيْرًا يَرَهُ
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula (Q.S. Al-Zalzalah:7)
Firman Allah dalam surah fussilat : 46
مَنْ
عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖوَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ۗوَمَا رَبُّكَ
بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
“Barang siapa yang mengerjakan amal yang shaleh maka
(pahalanya)untuk dirinya sendiri dan barang siapa mengerjakan perbuatan jahat,
maka (dosanya) untuk dirinya sendiri (Q.S.Fussilat:46)
Jika hukum karma yang dimaksud adalah bahwa setiap perbuatan
itu.Maka ya, dalam islam ada juga mengenai hal itu.
2. Setiap perbuatan kadang
dibalas didunia kadang dibalas diakhirat.
Secara umum dalam konsep aqidah islam perbuatan manusia didunia
akan mendapat balasan diakhirat. Namun kadang kala sebagian dari balasan itu
terjadi di dunia dan sebagian terjadi di akhirat.
Firman Allah dalam Q.S. As-syu’ara (31) dan Q.S Ar-ra’d (31):
وما انتم بمعجزين في
الارض وما لكم من دون الله من ولي ولا
نصير
Dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) dimuka bumi,
dan kamu tidak memperoleh pelindung atau penolong selain Allah.(Q.S.As-syura:31).
ولا يزال الذين كفروا
تصيبهم بما صنعوا قا رعة او تحل قريبا من دارهم حتي ياءتي وعدالله ان الله لا يخلف الميعاد
“Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan
perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman
mereka,sehingga datanglah janji Allah. (Q.S.Ar-ra’d:31)
Sebagian dari perbuatan dzolim dan kafir itu juga akan dibalas
oleh Allah di dunia. Sebagai contoh diancam oleh Allah bahwa barang siapa
melakukan ekonomi riba, maka ia akan hidup dalam keadaan mabuk kepayang dan
hilang keberkahan.
Firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah:275
الذين ياء كلون الربوا لا
يقومون الا كما يقوم الذي يتخبته الشييطن من المس ذلك بانهم قا لواانما البييع مثل االربو واحل الله البيع و حر م الربوا
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran tekanan
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu disebabkan mereka berkata
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba.(Q.S.Al-Baqarah:275).
3. Barang siapa membuat
kesusahan akan mendapat kesusahan.
Sebagian konsep dari timbal balik, islam menjelaskan dalam contoh
praktis kehidupan sehari-hari.
“Dari Abu hurairah r.a bahwa Rosulullah SAW bersabda :Barang siapa
melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan
kesusahannya pada hari kiamat, barangsiapa memudahkan seorang yang mendapatkan
kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya didunia dan akhirat, dan barang
siapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aibnya)didunia dan
akhirat, dan Allah akan selalu menolong hambanya selama ia menolong
saudaranya.” (H.R.Muslim)
4. Barang siapa berbuat
zina maka akan mendapat kesusahan.
Kadang kala perbuatan buruk di dunia ini akan mendapatkan balasan
langsung di dunia pula. Diantaranya adalah perbuatan zina yang kita lakukan
akan berbuah pada musibah dan kemiskinan. Dalam sebuah hadist:
“Perbuatan dosa mengakibatkan sial terhadap orang yang bukan
pelakunya. Kalau dia mencelanya maka bisa terkena ujian. (cobaan). Kalau
menggunjingnya dia berdosa dan kalau dia menyetujuinya maka seolah-olah dia
ikut melakukannya.”(H.R. Ad-Dailami).
Seseorang bisa disempitkan rezekinya, mengalami kebangkrutan usaha
atau miskin karena dosa-dosa yang dilakukannya. Jika seperti ini berarti allah
masih menyayanginya karena ia dijewer agar tidak lupa diri dan kembali ke jalan
yang benar.
5. Khusus perbuatan pada
orang tua dibalas kontan di dunia
Jika perbuatan baik atau buruk
lainya umumnya dibalas nanti di akhirat dan kadang kala jika allah
menghendaki kebaikan bagi orang tersebut akan dibalas di dunia, namun khusus
perbuatan baik atau buruk kepada orang tua dibalas langsung didunia (dan juga
tidak menghilangkan balasan di akhirat).
Tiga macam doa dikabulkan tanpa diragukan lagi, yaitu doa orang
yang didzalimi, doa kedua orang tua, dan doa seorang musafir (yang berpergian
untuk maksud dan tujuan baik). (H.R. Ahmad dan Abu Dawud)
Apabila orang tua sakit hati atau sedih akibat perbuatan anaknya,
bias jadi ia akan mendoakan keburukan atau mengutuki anaknya, maka jika allah
mengabulkan doa itu, akan sulitlah hidup anaknya di dunia. Segala urusan menjadi gagal, rezeki sempit dan
perdagangan kurang beruntung.
Dari anas bin malik r.a. : Dua perbuatan dosa yang allah cepatkan
adzab (siksanya) di dunia yaitu beruntuk zhalim dan al’uquq (durhaka kepada
orang tuanya)” (H.R. Hakim 4/177).
Dari anas bin malik ra, ia berkata : aku pernah mendengar
rasulullah SAW bersabda : barangsiapa yang merasa senang bila dimudahkan
rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia mneyambung hubungan
kekeluargaan (silaturrahmi) . (HR. muslim no. 4638)
Menyambung silaturrahmi didunia ternyata bisa langsung dibalas
dengan mendapatkan rezeki didunia. Ini adalah salah satu dari contoh hukum
timbal balik (hukum karma).
6. Perbuatan pada alam bias
dibalas kontan atau diakhirat
Dalam islam akibat dari perbuatan buruk manusia tidak hanya kepada
manusianya sendiri, melainkan juga berdampak kepada lingkungan dan alam. Akibat
perlakuan yang semena-mena maka alam menjadi rusak dan alam yang rusak akan
berdampak buruk kembali kepada manusia. Sehingga kondisi alam yang baik akan
membuat manusia hidup nyama dan sehat.
Dalam QS. Ar-Rum/30 : 41:
ظهر الفساد في البر
والبحر بما كسبت ايدي الناس ليذيقهم بعض الذي عملوا لعلهم يرجعون
“ Telah nampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena
perbuaan tangan manusia, supaya allah merasakan kepada manusia sebagian dari
akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali kejalan yang benar.”
Namun islam menyatakan bahwa perbuatan buruk pada alam, disamping
kontan dibalas didunia (berupa alam yang rusak, binatang punah, dll) ,
kadangkala tidak berakibat buruk didunia, namun mendapat hukuman diakhirat. Misalnya
menyiksa binatang dengan mengurungnya dan tidak member makan dan mati maka
didunia , dia tidak mengalami apa-apa ( kecuali mungkin dimarahi orang, mungkin
juga tidak) Nmun diakhirat kelak akan
diminta pertanggung jawaban atas perbuatannya itu.
Seorang wanita masuk neraka karena mengikat se ekor kucing tanpa
memberinya makanan atau melepaskannya mencari makan dari serangga tanah. (HR.
bukhari )
Allah melaknat orang yang menyiksa hewan dan memperlakukannya
dengan sadis. (HR. bukhari)
Telah menceritakan kepada kami Harun Bin Ma’ruf berkata : telah
menceritakan kepada kami ibn wahhab berkata : telah mengabarkan kepadaku Amru
bahwa Abu BAkar bin Sawadah bercerita: bahwa Yazid abi Yazid bercerita
kepadanya: dari Ubaid Bin Umair dari ‘Aisyah, istri Nabi SAW bahwasanya ada
seorang lelaki yang membaca ayat ini: ‘Barang siapa yang berbuat jelek maka ia
akan mendapat balasan karenanya’ lelaki tersebut berkata: sesungguhnya kita
akan dibalas dengan setiap amal kita, kalau begitu kita akan celaka. Lalu hal
tersebut sampai ke Rasulullah SAW mak Beliau bersabda “Benar, orang-orang
mukmin amal jeleknya akan dibalas di dunia dengan musibah yang menimpa jasadnya
dan membuat dirinya sakit.” (H.R. Ahmad No. 23232)
7. Jika meninggalkan jihad
dan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar akan mendapat balasan di dunia.
Sebagian dari perbuatan buruk itu ada yang bersifat kolektif dan
balasannyapun kolektif. Hal semacam ini adalah menyangkut mendiamkan keburukan
dan kedzaliman. Karna kewajiban seorang muslim adalah menjadi umat yang selalu
tegak memperingatkan manusia akan bahaya kedzaliman.
Salah satu bentuk dari Nahi Munkar itu bilamana perlu adalah
dengan tangan dan jihad. Jika umat Islam mencintai kehidupan dunia dan takut
mati, sehingga meninggalkan jihad maka balasan karmanya akan diterima di dunia
berupa kehinaan dan dicabutnya rasa takut musuh-musuh islam, sehingga Allah
takdirkan musuh-musuh Islam menguasai
dan mencabik-cabik umat Islam.
Suatu kaum yang meninggalkan perjuangan akan Allah timpakan pada
mereka azab. (H.R. Ath-Tabarani)
8. Dalam Islam hukum timbal
balik tidak selalu seimbang
Berbeda dengan hukum
karma dalam Hindu-Budha, di dalam akidah Islam dikatakan bahwa perbuatan baik
akan mendapatkan balasan berkali lipat, sedangkan perbuatan jahat akan mendapat
balasan seimbang dengan kejahatannya. Dalam Q.S. AL-An’am/6:160
من جاء با الحسنت فله عشر امثالها
ومن جاء بسيءت فلا يجزاي الا مثلها وهم لا يظلمون
“barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya sepuluh kali
lipat amalnya, dan barang siapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi
pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya.”
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
a.
Pengertian
karma.
Karma berasal dari ajaran agama budha dan hindu, arti
sederhana dari karma adalah segala perbuatan yang dilakukan akan memiliki akibat
pada pelaku dimasa selamjutmya. Tindakan buruk saat ini akan berakibat
keburukan dimasa datang. Perilaku baik akan berakibat kebaikan.
b. Hukum
karma.
Hukum karma itu
benar-benar ada dan berlaku dalam kehidupan kita sehari-hari karena Hukum Karma
bersifat abadi dan sudah ada sejak alam semesta diciptakan dan tetap berlaku
sampai alam semesta ini mengalami kiamat dan hukum karma itu sangat sempurna,
adil dan tidak ada yang dapat menghindarinya.
c.
Hukum karma
dalam islam.
Hukum karma dalam islam ada dalam beberapa bentuk :
1)
Islam sepakat
bahwa setiap perbuatan ada balasannya
2)
Setiap perbuatan
kadang dibalas di dunia kadang dib alas di akhirat
3)
Barang siapa
membuat kesusahan akan mendapat kesusahan
4)
Barang siapa
berbuat zina akan mendapat kesusahan
5)
Khusus perbuatan
pada orang tua dibalas kontan didunia
6)
Perbuatan pada
alam bisa dibalas kontan di dunia atau di akhirat
7)
Jika
meninggalkan jihad dan amar ma’ruf dan nahi munkar akan mendapat balasan di
dunia
8)
Dalam islam
hukum timbal balik tidak selalu seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemah
Arifin,M. (1997). Menguak Ajaran-ajaran Agama Desa.
Jakarta: Golden Teravon Press
Hidayat,K. (1996). Memahami
Bahasa Agama. Jakarta: Paramadina.
Sudarto. (1996). Metode
Penelitian Filsafat. Jakarta: Rajawali Press.
Surakhmad,W. (1989). Pengantar
Penelitian-penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
No comments:
Post a Comment