Monday, August 15, 2016

MAKALAH KARMA



MAKALAH
KARMA
Disusun Guna Memenuhi Tugas“ Etika Budaya Jawa”
Dosen Pengampu : Drs. Wido Murwadi, M.Pd.



Disusun Oleh :
  1. Siti Himatul Anisah               (111-14-065)
  2. Novi Sumaeya                        (111-14-066)
  3. Siti Ma’unah                          (111-14-067)
  4. Laili Nur Fitriyani                 (111-14-068)
  5. Nana Miftahul Hasanah       (111-14-069)


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
KATA PENGANTAR
Pujisyukur alhamdulilah kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga makalah media pembelajaran yang berjudul “karma” dapat kami selesaikan tepat waktu.
Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabiyullah Muhammad SAW, beliaulah penyempurna akhlak yang mulia, dan telah member uswah khasanah pada kehidupan kita dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang terang benderang.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas matakuliah media pembelajaran, dan untuk menambah pengetahuan kita tentang bagaimanakah mengevaluasi sebuah media pembelajaran.
Selain itu  penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan kedepan.



7 oktober 2015

penyusun






BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Manusia pada dasarnya terdiri dari dua unsur yaitu, unsur jasmani dan batin. Dewasa ini makin terasa perlunya manusia membentengi diri dengan nilai-nilai luhur suatu agama, mengingat pengaruhnya besar tehadap kehidupan manusia. Tidak sedikit kasus yang melanggar norma-norma agama, adat istiadat tantanan negara, bahkan hukum negara.
Seperti yang kita ketahui Indonesia memiliki enam kepercayaan atau agama yaitu Hindu, Buddha, Kristen, Katolik, Islam, dan Khong Hucu, yang diakui keberadaanya secara hukum dan disahkan oleh negara. Peranan agama disinilah yang diharapkan dapat menanamkan pembelajaran yang positif bagi umatnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Dari perbedaan sistem kepercayaan ini menimbulkan pandangan-pandangan sendiri dalam diri umatnya. Misalnya saja masing-masing agama memiliki suatu cara untuk menjelaskan pada apa yang dipercayainya yaitu, salah satunya dengan cara mengorbankan jiwa dan raganya.
Seluruh agama di dunia memiliki satu prinsip yang sama, yaitu adanya kesamaan kepercayaan tentang kehidupan setelah kematian. Semua membenarkan bahwa kehidupan tidak berakhir hanya di dunia ini, dan bahwa setelah kematian akan ada kehidupan lagi yang lebih langgeng. Semua agama memiliki aturan kehidupan yang hampir sama. Mereka, atas wahyu Tuhan, melarang adanya perilaku buruk yang melanggar kesusilaan dan mengingkari nurani. Perilaku buruk tersebut akan berakibat, secara individual maupun kolektif, terjadinya benturan atas kepentingan-kepentingan individu lain. Benturan benturan tersebut kemudian berasimilasi menjadi gejolak-gejolak yang membutuhkan pembalasan. Pembalasan itu ternyata tidak selamanya bisa menetralisasi  keadaan.
Atas dasar itulah agama-agama seharusnya berkepentingan mencegah terjadinya gejolak-gejolak sekecil apa pun dengan memberikan apresiasi atas perbuatan baik dan ancaman-ancaman menyakitkan atas perbuatan jahat. Beberapa agama mendakwahkan mekanisme “pembalasan Tuhan” dengan memberitakan adanya siksa neraka dan kenikmatan surga. Sementara  agama-agama yang lain mensyiarkan mekanisme hukum karma dengan keyakinan adanya reinkarnasi. Yang satu menyatakan bahwa kehidupan adalah linier atau “hidup hanya satu kali”, yang berakhir di surga atau neraka. Sementara yang lainnya beranggapan bahwa hidup itu adalah siklus atau “hidup berkali-kali” menuju kesempurnaan akhir, menyatu dengan Tuhan.
Hukum karma atau lebih mudah disebut hukum sebab-akibat adalah salah satu variabel penting terjadinya reinkarnasi. Secara intuitif, setiap manusia bisa menerima dan mempercayai adanya hukum yang saling mengikat di antara mereka atas perbuatan-perbuatan yang mereka lakukan selama mereka berinteraksi dengan lingkungannya. Setiap kita melakukan sesuatu yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain, intuisi kita secara misterius mendesak seakan kita harus membayar kerugian yang sama di lain waktu. Demikian pula setiap kali kita berbuat kebaikan, secara misterius kebaikan akan mendatangi kita, dan uniknya, hadir dalam takaran yang lebih banyak dari apa yang telah kita perbuat.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa Pengertian Karma ?
2.      Apakah hukum karma itu benar-benar ada ?
3.      Apa Hukum Karma dalam Islam ?

C.     TUJUAN
1.   Agar mengetahui pengertian karma.
2.   Agar mengetahui hukum karma itu benar-benar ada.
3.   Agar mengetahui hukum karma dalam islam.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Karma.
Karma berasal dari ajaran agama budha dan hindu, arti sederhana dari karma adalah segala perbuatan yang dilakukan akan memiliki akibat pada pelaku dimasa selamjutmya. Tindakan buruk saat ini akan berakibat keburukan dimasa datang. Perilaku baik akan berakibat kebaikan.
Dalam kitab Abhidamma dikatakan bahwa setiap impresi rasa, yakni seluruh perilaku manusia, dapat dianggap sebagai akibat dari karma. Dalam doktrin ini apabila seseorang terlahir sebagai orang miskin, maka itu terjadi karena akibat perilaku orang tersebut pada kehidupan sebelumnya. Itu artinya, kehidupan manusia didunia itu bukan hanya sekali tetapi berulang-ulang. Kehidupan sekarang adalah akibat dari kehidupan sebelumnya dan akan berdampak pada kehidupan masa datang.
Doktrin Karma dalam agama budha adalah:
1.   Adanya hukum sebab akibat dan itu terjadi di dunia.
2.   Adanya reinkarnasi yakni bahwa kehidupan saat ini adalah titisan kehidupan masa lalu dan akan menitis pada kehidupan orang lain di masa datang.
B.     Hukum Karma
Hukum karma itu benar-benar ada dan berlaku dalam kehidupan kita sehari-hari karena Hukum Karma bersifat abadi dan sudah ada sejak alam semesta diciptakan dan tetap berlaku sampai alam semesta ini mengalami kiamat dan hukum karma itu sangat sempurna, adil dan tidak ada yang dapat menghindarinya.
Karma sebenarnya adalah hukum sebab akibat. Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai. seperti kata pepatah "siapa yang menabur angin , dia pula yang akan menuai badai" dimana Jika kita menanam kebaikan, maka yang akan kita tuai adalah kebaikan, dan apabila kita menanam kejahatan, maka yang akan kita tuai adalah kejahatan pula. Karma tidak semua merupakan karma buruk. Sebenarnya, ada pula karma yang baik di dunia ini tergantung dari perbuatan kita sebelumnya.
C.     Hukum Karma dalam Islam
1.      Islam sepakat bahwa setiap perbuatan ada balasannya.
Dalam islam, konsep karma itu ada juga. Dalam ajaran aqidah islam, semua perbuatan walaupun seberat dzarah (atom)pun akan mendapat balasan.
Firman Allah dalam surah Al-zalzalah 7:
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula (Q.S. Al-Zalzalah:7)
Firman Allah dalam surah fussilat : 46
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖوَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ۗوَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
“Barang siapa yang mengerjakan amal yang shaleh maka (pahalanya)untuk dirinya sendiri dan barang siapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri (Q.S.Fussilat:46)
Jika hukum karma yang dimaksud adalah bahwa setiap perbuatan itu.Maka ya, dalam islam ada juga mengenai hal itu.
2.      Setiap perbuatan kadang dibalas didunia kadang dibalas diakhirat.
Secara umum dalam konsep aqidah islam perbuatan manusia didunia akan mendapat balasan diakhirat. Namun kadang kala sebagian dari balasan itu terjadi di dunia dan sebagian terjadi di akhirat.
Firman Allah dalam Q.S. As-syu’ara (31) dan Q.S Ar-ra’d (31):
وما انتم بمعجزين في الارض   وما لكم من دون الله من ولي ولا نصير
Dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) dimuka bumi, dan kamu tidak memperoleh pelindung atau penolong selain Allah.(Q.S.As-syura:31).



ولا يزال الذين كفروا تصيبهم بما صنعوا قا رعة او تحل قريبا من دارهم حتي ياءتي وعدالله   ان الله لا يخلف الميعاد
“Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka,sehingga datanglah janji Allah. (Q.S.Ar-ra’d:31)

Sebagian dari perbuatan dzolim dan kafir itu juga akan dibalas oleh Allah di dunia. Sebagai contoh diancam oleh Allah bahwa barang siapa melakukan ekonomi riba, maka ia akan hidup dalam keadaan mabuk kepayang dan hilang keberkahan.
Firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah:275
الذين ياء كلون الربوا لا يقومون الا كما يقوم الذي يتخبته الشييطن من المس   ذلك بانهم قا لواانما البييع مثل االربو  واحل الله البيع و حر م الربوا
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu disebabkan mereka berkata sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.(Q.S.Al-Baqarah:275).
3.      Barang siapa membuat kesusahan akan mendapat kesusahan.
Sebagian konsep dari timbal balik, islam menjelaskan dalam contoh praktis kehidupan sehari-hari.

“Dari Abu hurairah r.a bahwa Rosulullah SAW bersabda :Barang siapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat, barangsiapa memudahkan seorang yang mendapatkan kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya didunia dan akhirat, dan barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aibnya)didunia dan akhirat, dan Allah akan selalu menolong hambanya selama ia menolong saudaranya.” (H.R.Muslim)
4.      Barang siapa berbuat zina maka akan mendapat kesusahan.
Kadang kala perbuatan buruk di dunia ini akan mendapatkan balasan langsung di dunia pula. Diantaranya adalah perbuatan zina yang kita lakukan akan berbuah pada musibah dan kemiskinan. Dalam sebuah hadist:

“Perbuatan dosa mengakibatkan sial terhadap orang yang bukan pelakunya. Kalau dia mencelanya maka bisa terkena ujian. (cobaan). Kalau menggunjingnya dia berdosa dan kalau dia menyetujuinya maka seolah-olah dia ikut melakukannya.”(H.R. Ad-Dailami).
Seseorang bisa disempitkan rezekinya, mengalami kebangkrutan usaha atau miskin karena dosa-dosa yang dilakukannya. Jika seperti ini berarti allah masih menyayanginya karena ia dijewer agar tidak lupa diri dan kembali ke jalan yang benar.
5.      Khusus perbuatan pada orang tua dibalas kontan di dunia
Jika perbuatan baik atau buruk  lainya umumnya dibalas nanti di akhirat dan kadang kala jika allah menghendaki kebaikan bagi orang tersebut akan dibalas di dunia, namun khusus perbuatan baik atau buruk kepada orang tua dibalas langsung didunia (dan juga tidak menghilangkan balasan di akhirat).
Tiga macam doa dikabulkan tanpa diragukan lagi, yaitu doa orang yang didzalimi, doa kedua orang tua, dan doa seorang musafir (yang berpergian untuk maksud dan tujuan baik). (H.R. Ahmad dan Abu Dawud)
Apabila orang tua sakit hati atau sedih akibat perbuatan anaknya, bias jadi ia akan mendoakan keburukan atau mengutuki anaknya, maka jika allah mengabulkan doa itu, akan sulitlah hidup anaknya di dunia. Segala  urusan menjadi gagal, rezeki sempit dan perdagangan kurang beruntung.
Dari anas bin malik r.a. : Dua perbuatan dosa yang allah cepatkan adzab (siksanya) di dunia yaitu beruntuk zhalim dan al’uquq (durhaka kepada orang tuanya)” (H.R. Hakim 4/177).
Dari anas bin malik ra, ia berkata : aku pernah mendengar rasulullah SAW bersabda : barangsiapa yang merasa senang bila dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia mneyambung hubungan kekeluargaan (silaturrahmi) . (HR. muslim no. 4638)
Menyambung silaturrahmi didunia ternyata bisa langsung dibalas dengan mendapatkan rezeki didunia. Ini adalah salah satu dari contoh hukum timbal balik (hukum karma).
6.      Perbuatan pada alam bias dibalas kontan atau diakhirat
Dalam islam akibat dari perbuatan buruk manusia tidak hanya kepada manusianya sendiri, melainkan juga berdampak kepada lingkungan dan alam. Akibat perlakuan yang semena-mena maka alam menjadi rusak dan alam yang rusak akan berdampak buruk kembali kepada manusia. Sehingga kondisi alam yang baik akan membuat manusia hidup nyama dan sehat.
Dalam QS. Ar-Rum/30 : 41:
ظهر الفساد في البر والبحر بما كسبت ايدي الناس ليذيقهم بعض الذي عملوا لعلهم يرجعون
“ Telah nampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuaan tangan manusia, supaya allah merasakan kepada manusia sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali kejalan yang benar.”
Namun islam menyatakan bahwa perbuatan buruk pada alam, disamping kontan dibalas didunia (berupa alam yang rusak, binatang punah, dll) , kadangkala tidak berakibat buruk didunia, namun mendapat hukuman diakhirat. Misalnya menyiksa binatang dengan mengurungnya dan tidak member makan dan mati maka didunia , dia tidak mengalami apa-apa ( kecuali mungkin dimarahi orang, mungkin juga tidak)  Nmun diakhirat kelak akan diminta pertanggung jawaban atas perbuatannya itu.
Seorang wanita masuk neraka karena mengikat se ekor kucing tanpa memberinya makanan atau melepaskannya mencari makan dari serangga tanah. (HR. bukhari )
Allah melaknat orang yang menyiksa hewan dan memperlakukannya dengan sadis. (HR. bukhari)
Telah menceritakan kepada kami Harun Bin Ma’ruf berkata : telah menceritakan kepada kami ibn wahhab berkata : telah mengabarkan kepadaku Amru bahwa Abu BAkar bin Sawadah bercerita: bahwa Yazid abi Yazid bercerita kepadanya: dari Ubaid Bin Umair dari ‘Aisyah, istri Nabi SAW bahwasanya ada seorang lelaki yang membaca ayat ini: ‘Barang siapa yang berbuat jelek maka ia akan mendapat balasan karenanya’ lelaki tersebut berkata: sesungguhnya kita akan dibalas dengan setiap amal kita, kalau begitu kita akan celaka. Lalu hal tersebut sampai ke Rasulullah SAW mak Beliau bersabda “Benar, orang-orang mukmin amal jeleknya akan dibalas di dunia dengan musibah yang menimpa jasadnya dan membuat dirinya sakit.” (H.R. Ahmad No. 23232)
7.      Jika meninggalkan jihad dan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar akan mendapat balasan di dunia.
Sebagian dari perbuatan buruk itu ada yang bersifat kolektif dan balasannyapun kolektif. Hal semacam ini adalah menyangkut mendiamkan keburukan dan kedzaliman. Karna kewajiban seorang muslim adalah menjadi umat yang selalu tegak memperingatkan manusia akan bahaya kedzaliman.
Salah satu bentuk dari Nahi Munkar itu bilamana perlu adalah dengan tangan dan jihad. Jika umat Islam mencintai kehidupan dunia dan takut mati, sehingga meninggalkan jihad maka balasan karmanya akan diterima di dunia berupa kehinaan dan dicabutnya rasa takut musuh-musuh islam, sehingga Allah takdirkan musuh-musuh Islam menguasai  dan mencabik-cabik umat Islam.
Suatu kaum yang meninggalkan perjuangan akan Allah timpakan pada mereka azab. (H.R. Ath-Tabarani)
8.      Dalam Islam hukum timbal balik tidak selalu seimbang
Berbeda dengan hukum karma dalam Hindu-Budha, di dalam akidah Islam dikatakan bahwa perbuatan baik akan mendapatkan balasan berkali lipat, sedangkan perbuatan jahat akan mendapat balasan seimbang dengan kejahatannya. Dalam Q.S. AL-An’am/6:160
من جاء با الحسنت فله عشر امثالها   ومن جاء بسيءت فلا يجزاي الا مثلها وهم لا يظلمون
“barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya sepuluh kali lipat amalnya, dan barang siapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya.”




















BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
a.       Pengertian karma.
      Karma berasal dari ajaran agama budha dan hindu, arti sederhana dari karma adalah segala perbuatan yang dilakukan akan memiliki akibat pada pelaku dimasa selamjutmya. Tindakan buruk saat ini akan berakibat keburukan dimasa datang. Perilaku baik akan berakibat kebaikan.
b.      Hukum karma.
      Hukum karma itu benar-benar ada dan berlaku dalam kehidupan kita sehari-hari karena Hukum Karma bersifat abadi dan sudah ada sejak alam semesta diciptakan dan tetap berlaku sampai alam semesta ini mengalami kiamat dan hukum karma itu sangat sempurna, adil dan tidak ada yang dapat menghindarinya.
c.       Hukum karma dalam islam.
      Hukum karma dalam islam ada dalam beberapa bentuk :
1)      Islam sepakat bahwa setiap perbuatan ada balasannya
2)      Setiap perbuatan kadang dibalas di dunia kadang dib alas di akhirat
3)      Barang siapa membuat kesusahan akan mendapat kesusahan
4)      Barang siapa berbuat zina akan mendapat kesusahan
5)      Khusus perbuatan pada orang tua dibalas kontan didunia
6)      Perbuatan pada alam bisa dibalas kontan di dunia atau di akhirat
7)      Jika meninggalkan jihad dan amar ma’ruf dan nahi munkar akan mendapat balasan di dunia
8)      Dalam islam hukum timbal balik tidak selalu seimbang.



DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemah
Arifin,M. (1997). Menguak Ajaran-ajaran Agama Desa. Jakarta: Golden Teravon Press
Hidayat,K. (1996). Memahami Bahasa Agama. Jakarta: Paramadina.
Sudarto. (1996). Metode Penelitian Filsafat. Jakarta: Rajawali Press.
Surakhmad,W. (1989). Pengantar Penelitian-penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

No comments:

Post a Comment

MAKALAH HAKIKAT KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN

MAKALAH HAKIKAT KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Dosen Pengampu : Hesti...