Monday, August 15, 2016

MAKALAH EMOSI



MAKALAH
EMOSI
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika dan Budaya Jawa
Dosen Pengampu : Drs. Wido Murwadi, M.Pd.

Description: E:\logo.jpg

Disusun oleh:
  1. Fia Nur Rahayu                       (111-14-070)
  2. Ma’rifatul mustaniroh             (111-14-078)
  3. Maratul Baroroh                      (111-14-085)
  4. Tyas Astina Suciyati               (111-14-090)
  5. Astri Laelatul Fadhilah           (111-14-091)






FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Remaja berada pada periode yang banyak mengalami masalah pertumbuhan dan perkembangan khususnya menyangkut dengan penyesuaian diriterhadap lingkungan dan masyarakat serta orang dewasa. Begitu juga perubahan yang dialami tersebut akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan sosial remaja. Para remaja mulai tertarik pada lawan jenis, ketertarikan ini disatu sisi dapat menimbulkan konflik dalam diri mereka karena muncul rasa malu,kurang percaya diri dan kebingungan dalam penyesuaian diri agar bertingkah laku seperti diinginkan orang dewasa.
Kecenderungan tingginya gejolak emosi remaja perlu dipahami oleh pendidik,khususnya orang tua dan guru. Untuk itu perlu dihindari hal-hal yang dapat menimbulkan emosi negatif. Dengan mempelajari emosi kita sebagai seorang pendidik dapat mengenali emosi diri sendiri,sehingga dapat meningkatkan emosi yang positif dalam diri sendiri dan peserta didik, dan meminimalkan atau mengendalikan emosi-emosi anak yang perlu dikembangkan.
B.     Rumusan Masalah
C.    1. Apa yang di maksud dengan emosi
D.    2. Kapan jenis-jenis emosi ini harus di pelajari
E.     3. Mengapa ciri-ciri emosi harus dipelajari
F.     4. Bagaimana timbulnya faktor-faktor emosi
G.    5. Siapakah upaya yang mengembangkan emosi remaja
C.     Tujuan
1.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan emosi
2.      Mengetahui jenis-jenis emosi
3.      Mengetahui ciri-ciri emosi
4.      Mengetahui timbulnya faktor-faktor emosi
5.      Mengetahui upaya yang mengembangkan emosi remaja

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Emosi
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa emosi adalah suatu keadaan kejiwaan yang mewarnai tingkah laku. Emosi juga diartikan sebagai suatu reaksi psikologis dalam bentuk tingkah laku gembira, sedih, berani, takut, marah dll. Biasanya emosi muncul dalam bentuk luapan perasaan dan surut dalam waktu yang singkat. Hathersall merumuskan pengertian emosi sebagai suatu psikologis yang merupakan pengalaman subyektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh. Misalnya seorang remaja marah memperlihatkan muka merah, wajah seram, postur tubuh menegang, bertingkahlaku menendang atau menyerang, serta jantung berdenyut cepat.
Menurut Keleinginna dan Keleinginan berpendapat bahwa emosi seringkali berhubungan dengan tujuan tingkah laku. Emosi sering didefinisikan dalam istilah perasaan (feeling), misalnya pengalaman-pengalaman afektif, kenikmatan atau ketidaknikamatan, marah, takut, bahagia,sedih, dan jijik.
Dari berbagai pengertian emosi diatas dapat disimpulkan bahwa emosi merupakan reaksi psikologi seseorang dalam bertindak atau melakukan suatu tindakan/ tingkah laku seseorang.
B.     Jenis dan ciri-ciri emosi
1.      Jenis emosi
Crider mengemukakan dua jenis emosi, yaitu emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif (emosi yang menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan positif pada orang yang mengalaminya diantaranya adalah cinta, kasih sayang, senang, gembira, kagum dan sebagainya. Emosi negatif (emosi yang tidak menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan negatif pada orang yang mengalaminya, diantaranya adalah sedih, marah, benci, takut dan sebagainya. Emosi positif adalah emosi yang harus dipupuk dan dikembangkan, sedangkan emosi negatif hendaklah di minimalkan atau dikendalikan sehingga ekspresinya tidak meledak-ledak.
Luella Cole mengemukakan bahwa ada tiga jenis emosi yang menonjol pada periode remaja, yaitu sebagai berikut ini:
a.       Emosi marah
Emosi marah mudah timbul apabila dibandingkan dengan emosi lainnya dalam kehidupan remaja. Penyebab timbulnya emosi marah pada remaja ialah apabila mereka direndahkan, dipermalukan, dihina, dipojokkan dihadapan teman-temannya. Remaja yang sudah cukup matang menunjukkan rasa marahnya tidak lagi dengan berkelahi seperti masa kanak-kanak, tetapi lebih memilih menggerutu, mencaci atau dalam bentuk ungkapan verbal lainnya. Kadang-kadang remaja juga melakukan tindakan kekerasan dalam melampiaskan emosi marah, meskipun mereka berusaha menekan keinginan untuk bertingkah laku seperti itu.
b.      emosi takut
Jenis emosi lain yang sering muncul pada diri remaja adalah emosi takut. Ketakutan tersebut banyak menyangkut dengan ujian yang akan diikuti, sakit, kekurangan uang, rendaahnya prestasi, tidak dapat pekerjaan atau kehilangan pekerjaan, keluarga yang kurang harmonis, tidak populer di mata lawan jenis, tidak dapat pacar, memikirkan kondisi fisik yang tidak seperti diharapkan. Ketakutan lain adalah kesepian, kehilangan pegangan agama, perubahan fisik, pengalaman seksual seperti onani dan masturbasi, selalu berkhayal, menemui kegagalan belajar di sekolah dan karir, berbeda dengan teman sebaya, takut terpengaruh teman yang kurang baik, dan diejek dan sebagainnya.
Menurut  Cole, ketakutan yang dialami selama masa remaja dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1)      ketakutan terhadap masalah atas sikap orang tua yang tidak adil dan cenderung menolak di dalam keluarga.
2)      Ketakutan terhadap masalah mendapatkan status baik dalam kelompok sebaya maupuan dalam keluarga.
3)      Ketakutan terhadap masalah penyesuaian pendidikan atau pilihan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan cita-cita.
4)      Ketakutan terhadap masalah pilihan jabatan yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan.
5)      Ketakutan terhadap masalah-masalah seks.
6)      Ketakutan terhadap ancaman keberadaan diri.
Pada saatt akhir masa remaja dan saat memasuki perkembangan dewasa awal, ketakutan atau kecemasan yng baru muncul adalah menyangkut masalah keuangan, pekerjaan, kemunduran usaha, pendirian/pandangan politik, kepercayaan/agama, perkawinan dan keluarga.
c.       Emosi cinta
Jenis emosi ketiga yang menonjol pada diri remaja adalah emosi cinta. Emosi ini telah ada semenjak masa bayi dan terus berkembang sampai dewasa. Pada masa remaja, rasa cinta diarahkan pada lawan jenis. Pada masa bayi rasa cinta diarahkan kepada orang tua terutama kepada ibu. Pada masa kanak-kanak (3-5 tahun), rasa cinta diarahkan kepada orang tua yang berbrda jenis kelamin, misalnya anak laki-laki akan jatuh cinta pada ibu dan anak perempuan pada ayah. Dari pendapat cole,dusek,berzonsky dapat disimpulkan bahwa ada beberapa situasi yang mendorong remaja putri untuk menyayangi wanita yang lebih tua dari dirinya secara berlebihan, yaitu sebagai berikut:
1.      Wanita tersebut dirasakan dapat membantu mengatasi kesulitan yang dihadapinya.
2.      Wanita itu dapat dijadikan sebagai pengganti ibunya apabila jauh dari ibunya yang dijadikan figur atau kehilangan kasih sayang dari ibunya mungkin karena perceraian atau meinggal.
3.      Wanita tersebut dirasakan sangat menyayanginya, dan ia berasal dari keluarga yang menolak dirinya.
4.      Karena tidak popular diantara teman pria, merasa malu dan takut kepada pria, atau mempunyai pengalaman yang menyakitkan dengan pria.
Bila dilihat sebab dan reaksi yang ditimbulkannya,emosi dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1.      Emosi yang berkaitan dengan perasaan, misalnya perasaan dingin, panas, hangat dsb. Munculnya emosi seperti ini lebih banyak dirasakan faktor fisik diluar individu, misal cuaca, kondisi ruangan.
2.      Emosi yang berkaitan dengan kondisi fisiologis, misalnya sakit, meriang. Emosi seperti ini lebih dirasakan karena faktor kesehatan.
3.      Emosi yang berkaitan dengan psikologis, misalnya cinta, rindu, sayang, benci dll
2.      Ciri-ciri emosi
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata yaitu:
a.       Pengalaman emosional bersifat pribadi dan subjektif. Pengalaman seseorang memegang peranan penting dalam pertumbuhan rasa takut, sayang, emosi lainnya. Pengalaman emosional ini kadang-kadang berlangsung tanpa disadari dan tidak dimengerti oleh yang bersangkutan kenapa ia merasa takut pada sesuatu yang sesungguhnya tidak perlu ditakuti.
b.      Adanya perubahan aspek jasmaniah. Pada waktu individu menghayati suatu emosi, maka terjadi perubahan pada aspek jasmaniah. Perubahan-perubahan tersebut tidak selalu terjadi serempak, mungkin yang satu mengikuti yang lainnya. Seseorang jika marah maka perubahan yang paling kuat terjadi debar jantungnya, sedang yang lain pada pernafasannya.
c.       Emosi diekspresikan dalam perilaku. Emosi yang dihayati seseorang diekspresikan dalam perilakunya, terutama dalam ekspresi roman muka dan suara /bahasa. Ekspresi emosi ini juga dipengarui oleh pengalaman , belajar dan kematangan.
d.      Emosi sebagai motif. Motif merupakan suatu tenaga yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan. Demikian juga dengan emosi, dapat mendorong suatu kegiatan. Motif atau dorongan pemunculannya berlangsung secara siklis, bergantung pada adanya perubahan dalam irama psikologis, sedangkan emosi tampaknya lebih bergantung pada situasi meragsang dan arti signifikasi personal bagi individu.
C.     Faktor timbulnya emosi
1.      Faktor internal
Umumnya emosi seseorang muncul berkaitan erat dengan apa yang dirasakan seseorang secara individu. Mereka tidak merasa puasm benci terhadap diri sendiri dan tidak bahagia. Adapun gangguan emosi yang mereka alami antara lain adalah:
a.       Merasa tidak terpenuhi kebutuhan fisik mereka secara layak sehingga timbul ketidakpuasan , kecemasan dan kebencian terhadap mereka alami.
b.      Merasa dibenci,disia-siakan, tidak mengerti, dan tidak diterima oleh siapapun termasuk orang tua mereka.
c.       Mereka lebih banyak dirintangi, dibantah, dihina serta dipatahkan daripada disokong, disayangi, dan ditanggapi khususnya dengan ide-ide mereka.
d.      Mereka tidak mampu atau bodoh.
e.       Merasa tidak menyenangi kehidupan keluarga mereka yang tidak harmonis seperti seringkali bertengkar, kasar, bercerai.
f.       Merasa menderita karena iri terhadap saudara karena disikapi dan dibedakan secara tidak adil.
2.      Faktor eksternal
Menurut Hurlock dan cole faktor yang mempegarui emosi negatif adalah:
a.       Orang tua atau guru memperlakukan mereka seperti anak kecil yang membuat harga diri diecehkan.
b.      Apabila dirintangi, anak membina keakrabaan dengan lawan jenis.
c.       Terlalu banyak dirintangi daripada di sokong
d.      Disikapi secara tidak adil oleh orag tua, misalnya cara membandingkan dengan saudaranya yang lebih berprestasi dari lainnya.
e.       Merasa kebutuhan tidak dipenuhi oleh orangtua padahal orang tua mampu.
f.       Merasa disikapi secara otoriter, seperti dituntut untuk patuh, banyak dicela, dihukum, dihina.
D.    Upaya orang tua dan guru mengembangkan emosi remaja
Emosi negatif pada dasarnya dapat direndam sehingga tidak menimbulkan efek negative. Beberapa cara untuk merendam emosi yaitu:
a.       Berpikir positif dalam arti mencoba melihat peristiwa atau kejadian dari sisi positifnya.
b.      Mencoba belajar memahami karakteristik orang lain. Memahami bahwa orang lain memang berbeda dan tidak dapat memaksakan orang lain berbuat sesuai dengan keinginan sendiri.
c.       Mencoba menghargai pendapat atau kelebihan orang lain. Mereka mendengarkan apa yang dikemukakan orang lain dan mengakui kelebihan orang lain.
d.      Introspeksi dan mencoba melihat apabila kejadian yang sama terjadi pada diri sendiri, mereka dapat merasakannya.
e.       Bersabar dan menjadi pemaaf. Menghadapi sesuatu dengan sabar kalau orang lain bertindak tidak sesuai dengan keadaan yang diinginkan, mereka akan berusaha memaafkannya.
f.        Alih perhatian, yaitu mencoba mengalihkan perhatian pada objek lain dari objek yang mulanya memicu permunculan emosi negatif.
Oleh sebab itu, untuk mengembangkan emosi positif dalam diri siswa/anak, baik orang tua maupun guru hendaknya melaksanakan hal-hal berikut:
1.      Orang tua dan guru dalam lingkungan anak hendaknya dapat menjadi mosel dalam mengekspresikan emosi negatif sehingga tampilannya tidak meledak-ledak.
2.      Adanya program latihan beremosi baik di sekolah maupun dalam keluarga, misalnya dalam merespon dan menyikapi sesuatu yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
3.      Mempelajari dan mendiskusikan secara mendalam kondisi-kondisi yang cenderung menimbulkan emosi negatif, dan upaya-upaya menanggapinya secara lebih baik.




















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Emosi dapat diartikan sebagai suatu reaksi psikologis yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku gembira, bahagia, sedih, berani, takut,dll. Emosi sering didefinisikan dalam istilah perasaan, misalnya pengalaman-pengalaman afektif, kenikmatan, marah, takut, bahagia,dll.
Emosi terdiri dari emosi positif (emosi yang menyenangkan) yaitu emosi yang menimbulkan perasaan positif pada orang yang mengalaminya diantaranya adalah cinta,syang, gemira, kagum dll. Emosi negatif ( emosi yang tidak menyenangkan) yaitu emosi yang menimbulkan perasaan negatif pada orang yang mengalaminya antara lain adalah sedih, marah, benci, takut dll.
B.     Saran
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas. Makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis berharap bagi pembaca makalah ini bisa memberikan masukan.





No comments:

Post a Comment

MAKALAH HAKIKAT KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN

MAKALAH HAKIKAT KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Dosen Pengampu : Hesti...