MAKALAH
EMOSI
Makalah Ini Disusun
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika dan Budaya Jawa
Dosen Pengampu : Drs.
Wido Murwadi, M.Pd.
Disusun oleh:
- Fia Nur Rahayu (111-14-070)
- Ma’rifatul mustaniroh (111-14-078)
- Maratul Baroroh (111-14-085)
- Tyas Astina Suciyati (111-14-090)
- Astri Laelatul Fadhilah (111-14-091)
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2015
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja berada pada periode yang banyak
mengalami masalah pertumbuhan dan perkembangan khususnya menyangkut dengan
penyesuaian diriterhadap lingkungan dan masyarakat serta orang dewasa. Begitu
juga perubahan yang dialami tersebut akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan sosial remaja. Para remaja mulai tertarik pada lawan jenis,
ketertarikan ini disatu sisi dapat menimbulkan konflik dalam diri mereka karena
muncul rasa malu,kurang percaya diri dan kebingungan dalam penyesuaian diri
agar bertingkah laku seperti diinginkan orang dewasa.
Kecenderungan tingginya gejolak emosi
remaja perlu dipahami oleh pendidik,khususnya orang tua dan guru. Untuk itu
perlu dihindari hal-hal yang dapat menimbulkan emosi negatif. Dengan
mempelajari emosi kita sebagai seorang pendidik dapat mengenali emosi diri
sendiri,sehingga dapat meningkatkan emosi yang positif dalam diri sendiri dan
peserta didik, dan meminimalkan atau mengendalikan emosi-emosi anak yang perlu
dikembangkan.
B.
Rumusan
Masalah
C.
1.
Apa yang di maksud dengan emosi
D.
2.
Kapan jenis-jenis emosi ini harus di pelajari
E.
3.
Mengapa ciri-ciri emosi harus dipelajari
F.
4.
Bagaimana timbulnya faktor-faktor emosi
G.
5.
Siapakah upaya yang mengembangkan emosi remaja
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
apa yang dimaksud dengan emosi
2.
Mengetahui
jenis-jenis emosi
3.
Mengetahui
ciri-ciri emosi
4.
Mengetahui
timbulnya faktor-faktor emosi
5.
Mengetahui
upaya yang mengembangkan emosi remaja
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Emosi
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
emosi adalah suatu keadaan kejiwaan yang mewarnai tingkah laku. Emosi juga
diartikan sebagai suatu reaksi psikologis dalam bentuk tingkah laku gembira,
sedih, berani, takut, marah dll. Biasanya emosi muncul dalam bentuk luapan
perasaan dan surut dalam waktu yang singkat. Hathersall merumuskan pengertian
emosi sebagai suatu psikologis yang merupakan pengalaman subyektif yang dapat
dilihat dari reaksi wajah dan tubuh. Misalnya seorang remaja marah
memperlihatkan muka merah, wajah seram, postur tubuh menegang, bertingkahlaku
menendang atau menyerang, serta jantung berdenyut cepat.
Menurut Keleinginna dan Keleinginan
berpendapat bahwa emosi seringkali berhubungan dengan tujuan tingkah laku.
Emosi sering didefinisikan dalam istilah perasaan (feeling), misalnya
pengalaman-pengalaman afektif, kenikmatan atau ketidaknikamatan, marah, takut,
bahagia,sedih, dan jijik.
Dari berbagai pengertian emosi diatas
dapat disimpulkan bahwa emosi merupakan reaksi psikologi seseorang dalam
bertindak atau melakukan suatu tindakan/ tingkah laku seseorang.
B.
Jenis
dan ciri-ciri emosi
1. Jenis emosi
Crider
mengemukakan dua jenis emosi, yaitu emosi positif dan emosi negatif. Emosi
positif (emosi yang menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan
positif pada orang yang mengalaminya diantaranya adalah cinta, kasih sayang,
senang, gembira, kagum dan sebagainya. Emosi negatif (emosi yang tidak
menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan negatif pada orang yang
mengalaminya, diantaranya adalah sedih, marah, benci, takut dan sebagainya.
Emosi positif adalah emosi yang harus dipupuk dan dikembangkan, sedangkan emosi
negatif hendaklah di minimalkan atau dikendalikan sehingga ekspresinya tidak
meledak-ledak.
Luella
Cole mengemukakan bahwa ada tiga jenis emosi yang menonjol pada periode remaja,
yaitu sebagai berikut ini:
a. Emosi marah
Emosi
marah mudah timbul apabila dibandingkan dengan emosi lainnya dalam kehidupan
remaja. Penyebab timbulnya emosi marah pada remaja ialah apabila mereka
direndahkan, dipermalukan, dihina, dipojokkan dihadapan teman-temannya. Remaja
yang sudah cukup matang menunjukkan rasa marahnya tidak lagi dengan berkelahi
seperti masa kanak-kanak, tetapi lebih memilih menggerutu, mencaci atau dalam
bentuk ungkapan verbal lainnya. Kadang-kadang remaja juga melakukan tindakan
kekerasan dalam melampiaskan emosi marah, meskipun mereka berusaha menekan
keinginan untuk bertingkah laku seperti itu.
b. emosi takut
Jenis
emosi lain yang sering muncul pada diri remaja adalah emosi takut. Ketakutan
tersebut banyak menyangkut dengan ujian yang akan diikuti, sakit, kekurangan
uang, rendaahnya prestasi, tidak dapat pekerjaan atau kehilangan pekerjaan,
keluarga yang kurang harmonis, tidak populer di mata lawan jenis, tidak dapat
pacar, memikirkan kondisi fisik yang tidak seperti diharapkan. Ketakutan lain
adalah kesepian, kehilangan pegangan agama, perubahan fisik, pengalaman seksual
seperti onani dan masturbasi, selalu berkhayal, menemui kegagalan belajar di
sekolah dan karir, berbeda dengan teman sebaya, takut terpengaruh teman yang
kurang baik, dan diejek dan sebagainnya.
Menurut Cole, ketakutan yang dialami selama masa
remaja dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1) ketakutan terhadap masalah atas sikap
orang tua yang tidak adil dan cenderung menolak di dalam keluarga.
2) Ketakutan terhadap masalah mendapatkan
status baik dalam kelompok sebaya maupuan dalam keluarga.
3) Ketakutan terhadap masalah penyesuaian
pendidikan atau pilihan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan cita-cita.
4) Ketakutan terhadap masalah pilihan
jabatan yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan.
5) Ketakutan terhadap masalah-masalah seks.
6) Ketakutan terhadap ancaman keberadaan
diri.
Pada saatt akhir masa
remaja dan saat memasuki perkembangan dewasa awal, ketakutan atau kecemasan yng
baru muncul adalah menyangkut masalah keuangan, pekerjaan, kemunduran usaha,
pendirian/pandangan politik, kepercayaan/agama, perkawinan dan keluarga.
c. Emosi cinta
Jenis
emosi ketiga yang menonjol pada diri remaja adalah emosi cinta. Emosi ini telah
ada semenjak masa bayi dan terus berkembang sampai dewasa. Pada masa remaja,
rasa cinta diarahkan pada lawan jenis. Pada masa bayi rasa cinta diarahkan
kepada orang tua terutama kepada ibu. Pada masa kanak-kanak (3-5 tahun), rasa
cinta diarahkan kepada orang tua yang berbrda jenis kelamin, misalnya anak
laki-laki akan jatuh cinta pada ibu dan anak perempuan pada ayah. Dari pendapat
cole,dusek,berzonsky dapat disimpulkan bahwa ada beberapa situasi yang
mendorong remaja putri untuk menyayangi wanita yang lebih tua dari dirinya
secara berlebihan, yaitu sebagai berikut:
1. Wanita tersebut dirasakan dapat membantu
mengatasi kesulitan yang dihadapinya.
2. Wanita itu dapat dijadikan sebagai
pengganti ibunya apabila jauh dari ibunya yang dijadikan figur atau kehilangan
kasih sayang dari ibunya mungkin karena perceraian atau meinggal.
3. Wanita tersebut dirasakan sangat
menyayanginya, dan ia berasal dari keluarga yang menolak dirinya.
4. Karena tidak popular diantara teman
pria, merasa malu dan takut kepada pria, atau mempunyai pengalaman yang
menyakitkan dengan pria.
Bila dilihat sebab dan
reaksi yang ditimbulkannya,emosi dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1. Emosi yang berkaitan dengan perasaan,
misalnya perasaan dingin, panas, hangat dsb. Munculnya emosi seperti ini lebih
banyak dirasakan faktor fisik diluar individu, misal cuaca, kondisi ruangan.
2. Emosi yang berkaitan dengan kondisi
fisiologis, misalnya sakit, meriang. Emosi seperti ini lebih dirasakan karena
faktor kesehatan.
3. Emosi yang berkaitan dengan psikologis,
misalnya cinta, rindu, sayang, benci dll
2. Ciri-ciri emosi
Menurut Nana Syaodih
Sukmadinata yaitu:
a. Pengalaman emosional bersifat pribadi
dan subjektif. Pengalaman seseorang memegang peranan penting dalam pertumbuhan
rasa takut, sayang, emosi lainnya. Pengalaman emosional ini kadang-kadang
berlangsung tanpa disadari dan tidak dimengerti oleh yang bersangkutan kenapa
ia merasa takut pada sesuatu yang sesungguhnya tidak perlu ditakuti.
b. Adanya perubahan aspek jasmaniah. Pada
waktu individu menghayati suatu emosi, maka terjadi perubahan pada aspek
jasmaniah. Perubahan-perubahan tersebut tidak selalu terjadi serempak, mungkin
yang satu mengikuti yang lainnya. Seseorang jika marah maka perubahan yang
paling kuat terjadi debar jantungnya, sedang yang lain pada pernafasannya.
c. Emosi diekspresikan dalam perilaku.
Emosi yang dihayati seseorang diekspresikan dalam perilakunya, terutama dalam
ekspresi roman muka dan suara /bahasa. Ekspresi emosi ini juga dipengarui oleh
pengalaman , belajar dan kematangan.
d. Emosi sebagai motif. Motif merupakan
suatu tenaga yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan. Demikian juga
dengan emosi, dapat mendorong suatu kegiatan. Motif atau dorongan pemunculannya
berlangsung secara siklis, bergantung pada adanya perubahan dalam irama
psikologis, sedangkan emosi tampaknya lebih bergantung pada situasi meragsang
dan arti signifikasi personal bagi individu.
C. Faktor timbulnya emosi
1. Faktor internal
Umumnya emosi seseorang muncul berkaitan
erat dengan apa yang dirasakan seseorang secara individu. Mereka tidak merasa
puasm benci terhadap diri sendiri dan tidak bahagia. Adapun gangguan emosi yang
mereka alami antara lain adalah:
a. Merasa tidak terpenuhi kebutuhan fisik
mereka secara layak sehingga timbul ketidakpuasan , kecemasan dan kebencian
terhadap mereka alami.
b. Merasa dibenci,disia-siakan, tidak
mengerti, dan tidak diterima oleh siapapun termasuk orang tua mereka.
c. Mereka lebih banyak dirintangi, dibantah,
dihina serta dipatahkan daripada disokong, disayangi, dan ditanggapi khususnya
dengan ide-ide mereka.
d. Mereka tidak mampu atau bodoh.
e. Merasa tidak menyenangi kehidupan
keluarga mereka yang tidak harmonis seperti seringkali bertengkar, kasar, bercerai.
f. Merasa menderita karena iri terhadap
saudara karena disikapi dan dibedakan secara tidak adil.
2. Faktor eksternal
Menurut Hurlock dan cole faktor yang
mempegarui emosi negatif adalah:
a. Orang tua atau guru memperlakukan mereka
seperti anak kecil yang membuat harga diri diecehkan.
b. Apabila dirintangi, anak membina
keakrabaan dengan lawan jenis.
c. Terlalu banyak dirintangi daripada di
sokong
d. Disikapi secara tidak adil oleh orag
tua, misalnya cara membandingkan dengan saudaranya yang lebih berprestasi dari
lainnya.
e. Merasa kebutuhan tidak dipenuhi oleh
orangtua padahal orang tua mampu.
f. Merasa disikapi secara otoriter, seperti
dituntut untuk patuh, banyak dicela, dihukum, dihina.
D.
Upaya
orang tua dan guru mengembangkan emosi remaja
Emosi negatif pada dasarnya dapat direndam
sehingga tidak menimbulkan efek negative. Beberapa cara untuk merendam emosi
yaitu:
a. Berpikir positif dalam arti mencoba
melihat peristiwa atau kejadian dari sisi positifnya.
b. Mencoba belajar memahami karakteristik
orang lain. Memahami bahwa orang lain memang berbeda dan tidak dapat memaksakan
orang lain berbuat sesuai dengan keinginan sendiri.
c. Mencoba menghargai pendapat atau
kelebihan orang lain. Mereka mendengarkan apa yang dikemukakan orang lain dan
mengakui kelebihan orang lain.
d. Introspeksi dan mencoba melihat apabila
kejadian yang sama terjadi pada diri sendiri, mereka dapat merasakannya.
e. Bersabar dan menjadi pemaaf. Menghadapi
sesuatu dengan sabar kalau orang lain bertindak tidak sesuai dengan keadaan
yang diinginkan, mereka akan berusaha memaafkannya.
f. Alih perhatian, yaitu mencoba mengalihkan
perhatian pada objek lain dari objek yang mulanya memicu permunculan emosi
negatif.
Oleh
sebab itu, untuk mengembangkan emosi positif dalam diri siswa/anak, baik orang
tua maupun guru hendaknya melaksanakan hal-hal berikut:
1. Orang tua dan guru dalam lingkungan anak
hendaknya dapat menjadi mosel dalam mengekspresikan emosi negatif sehingga
tampilannya tidak meledak-ledak.
2. Adanya program latihan beremosi baik di
sekolah maupun dalam keluarga, misalnya dalam merespon dan menyikapi sesuatu
yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
3. Mempelajari dan mendiskusikan secara
mendalam kondisi-kondisi yang cenderung menimbulkan emosi negatif, dan
upaya-upaya menanggapinya secara lebih baik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Emosi dapat diartikan sebagai suatu
reaksi psikologis yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku gembira, bahagia,
sedih, berani, takut,dll. Emosi sering didefinisikan dalam istilah perasaan,
misalnya pengalaman-pengalaman afektif, kenikmatan, marah, takut, bahagia,dll.
Emosi terdiri dari emosi positif (emosi
yang menyenangkan) yaitu emosi yang menimbulkan perasaan positif pada orang
yang mengalaminya diantaranya adalah cinta,syang, gemira, kagum dll. Emosi
negatif ( emosi yang tidak menyenangkan) yaitu emosi yang menimbulkan perasaan
negatif pada orang yang mengalaminya antara lain adalah sedih, marah, benci,
takut dll.
B.
Saran
Adapun tujuan pembuatan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas. Makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis
berharap bagi pembaca makalah ini bisa memberikan masukan.
No comments:
Post a Comment