Tuesday, March 28, 2023

MAKALAH Kaidah Pembuangan Alif di Awal Kata

 

MAKALAH

Kaidah Pembuangan Alif di Awal Kata

 

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Imla’

Dosen Pengampu: Khulatul Lutfiah, M.Pd.I.

 

 

 

Disusun Oleh:

 

                                        Novita Alhikmah                 23040190102

    Afifah Fatin Hilmina           23040190107

 

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI  SALATIGA

2021

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyususun sebuah makalah dengan judul “Kaidah Pembuangan Alif di awal Kata”

Penyusunan makalah ini didorong atas keinginan penyusun untuk memberikan sesuatu hal yang memberikan manfaat bagi setiap orang yang membaca. Penyusun juga mendapatkan ilmu baru atas apa yang telah dituangkan dalam  makalah tersebut. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Khulatul Lutfiah, M.Pd.I. selaku pembimbing materi dan dosen mata kuliah Imla’ yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Harapan kami bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan baru dari makalah ini mengenai “Kaidah Pembuangan Alif di awal Kata”. Saran dan kritik yang membangun untuk penyusun sangat di harapkan karena untuk menjadikan penyusun dapat memperbaiki makalah selanjutnya.

 

Salatiga, 5 November 2021

 

Penyusun,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

Contents

MAKALAH.. i

KATA PENGANTAR.. ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN.. 1

A.     Latar Belakang. 1

B.     Rumusan Masalah. 1

C.     Tujuan. 1

BAB II PEMBAHASAN.. 2

A.     Kaidah Membuang Alif dalam Rasm Utsmani 2

B.     Kaidah Membuang Alif di awal Kata. 5

BAB III PENUTUP. 7

A.     Kesimpulan. 7

B.     Saran. 7

Daftar Pustaka. 8

 

 

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

 

Alif  adalah  huruf  tertentu  yang  tidak  menerima  harokat. Dan  mempunyai  dua tempat,  yaitu  di tengah  kalimat  dan  akhir  kalimat. Alif  washal  sering  disebut  dengan hamzah  washal.  Kita  biasa  mengenal  huruf  hamzah  berupa  kepala  huruf  'ain.  Karena  di dalam hamzah washal tidak ada gambar huruf hamzah seperti yang biasa kita kenal, agar tidak bingung kita pakai saja istilah alif washal.

Apabila alif  di  awal  kata  bisa  juga  disebut  dengan  Hamzah  washal  yang  bisa dibuang/dihilangkan,  adapun  waktu  membuang  alif  pada  awal kata (kalimat) dengan ketentuan. Membuang  alif di tengah  kata  (kalimat) juga  termasuk  dalam alif layyinah  di tengah kata (kalimat),  baik  alif  tersebut  berada  di  tengah  secara asli  maupun  tidak (terbentuk   dari   perubahan   huruf   illat). Dan juga   menghilangkan   alif   di akhir   kata (kalimat).

 

B.     Rumusan Masalah

 

1.      Bagaimana kaidah mengenai hadzf alif atau membuang alif dalam Rasm Utsmani?

2.      Bagaimana kaidah membuang alif di awal kata?

 

C.    Tujuan

 

1.      Mengetahui kaidah mengenai hadzf allif atau membuang alif dalam Rasm Utsmani

2.      Mengetahui kaidah membuang alif di awal kata.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Kaidah Membuang Alif dalam Rasm Utsmani

Rasm ‘Utsmānī ini memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan rasm lainnya. Ada beberapa kaidah penulisan rasm ‘Utsmānī yaitu al hazf (pembuangan), al ziyādah (penambahan), al hamz (hamzah), al ibdāl (penggantian), al washl dan al fashl (penyambungan dan pemisahan), dan yang bisa dibaca dengan dua model qira`at atau dua bunyi (Rosihon Anwar, 2013: 49).

Fokus kajian disini hanya kaidah hazf (pembuangan atau penghilangan). Kaidah ini seperti membuang atau menghilangkan huruf-huruf hijaiyyah tertentu dalam pola kalimat pada al Qur`an. Kata al hazf secara bahasa mempunyai makna اإلسقاط »واإلزالة «yang mempunyai makna pengurangan atau penghilangan (Al Dlabbā’, tt: 31). Sedangkan secara istilah memiliki pengertian adanya bunyi suara yang diucapkan tanpa ada bentuk tulisan (Al Hamad, 2012: 105).

Secara umum ada lima huruf yang dibuang dalam rasm ‘Utsmānī yang terdapat dalam al Qur`ān yaitu huruf alif, yā`. waw, dan lām. serta nūn. Huruf yang paling banyak dibuang adalah huruf alif, yā`, waw. Huruf yang dibuang tersebut adakalanya terletak di tengah maupun di akhir. Huruf alif yang dibuang umumnya terletak di tengah kata, sedangkan huruf waw dan yā` umumnya terletak di akhir kata kecuali apabila berkumpul dua buah huruf waw atau yā` di tengah kata, maka dibuang salah satunya.

1.      Membuang huruf alif.

Dihilangkannya huruf alif dalam al Qur`an terbagi dua cara: a). Pada tempat-tempat yang ada kaidah, rumus, atau aturan. b). Pada tempat yang tidak ada kaidahnya.

a.)    Membuang huruf alif pada tempat- tempat yang ada kaidah tertentu terdapat pada:

1)      Dhamīr mutakallim ma’a al ghair atau dhamīr rafa’ muttashil apabila bersambung dengan dhamīr nasab.

Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Baqarah ayatَ 50

تَنْظُرُوْنَ وَاَنْتُمْ عَوْنَ فِرْ اٰلَ قْنَآ وَاَغْرَ فَاَنْجَيْنٰكُمْ الْبَحْرَ بِكُمُ فَرَقْنَا وَاِذْ

Huruf alif yang terletak setelah huruf nūn pada kata فَاَنْجَيْنٰكُمْ

2)       Jama’ mudzakkar salīm.

Sesudah alif tidak terdapat tasydid atau hamzah. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Fātihah ayat 2: ]

الْعٰلَمِيْنَ  رَبِّ لِلّٰهِ اَلْحَمْدُ

Huruf alif setelah ‘ain pada kata  الْعٰلَمِيْنَ. dibuang ال

3)      Jama’ muannats salīm.

Contohnya seperti yang terdapat pada surat al Ahzāb ayat 35. Huruf alif yang terletak setelah huruf nūn pada kataالمومنت dibuang. Kata ini hanya mempunyai satu alif. Termasuk juga jika berkumpul 2 alif pada jama’ ini. Contohnyaالصد قت,القنتت .Dua alif juga dibuang jika setelah alif pertama terdapat huruf hamzah : Contohnya. tasydid atau الصيمت الصفت Ada 3 pendapat yang ada dalam sebagian mushaf Madinah dan ‘Iraq: Pertama, tetap menulis huruf alif yang pertama dan menghilangkan alif yang kedua. Kedua, menghilangkan yang pertama dan menetapkan alif yang kedua. Ketiga, tetap menulis keduanya. Namun,

4)      Alif tatsniah yang terletak di tengah kata baik berupa isim atau fi’il.

Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Mā`idah ayat 107:

 فَيُقۡسِمٰنِ الۡاَوۡلَيٰنِ عَلَيۡهِمُ اسۡتَحَقَّ الَّذِيۡنَمِنَ مَقَامَهُمَا يَقُوۡمٰنِ فَاٰخَرٰنِ اِثۡمًا  اسۡتَحَقَّاۤاَنَّهُمَا عَلٰٓى عُثِرَفَاِنۡ

. الظّٰلِمِيۡنَ لَّمِنَ اِذًا اِنَّاۤ‌ , اعۡتَدَيۡنَاۤ‌  مَا وَ دَتِهِمَا  شَهَا مِنۡ  اَحَقُّ لَشَهَادَتُنَاۤ بِاللّٰهِ

Huruf alif sesudah huruf yā` pada kata ا الۡاَوۡلَيٰنِ dibuang karena mengandung dua cara membacanya (Al Dlabbā’, tt: 37).

5)      Ism a’jamiyyah (nama- nama benda nonArab) yang lebih dari tiga huruf. Ada 21 nama benda a’jam yang terdapat dalam al Qur`an.

Contohnyابرحم, , اسمعىل. اسحق, لقمن, هرون  Ulama sepakat bahwa nama-nama tersebut ditulis dengan dibuang huruf alifnya. Sedangkan untuk kata: داود , جالوت, طالوت Ulama sepakat untuk menulis huruf alifnya. Sementara ulama berbeda pendapat untuk kata-kataهاروت اسراءيل ماروت قارون:Abu Daud memilih dengan menghilangkan huruf alif, sedangkan Al-Dānī tidak menghilangkan huruf alif. (Al Dhabbā’, tt: 38, Al Farmāwī, 2004: 180, Al Hamad, 2012: 106- 108 dan Al Zarkasyī, 1988: 471-472).

2.      Membuang huruf alif pada tempat-tempat yang tidak ada kaidahnya, hanya terdapat di sebagian kecil saja baik diulang-ulang atau tidak.

Model seperti ini ada pada semua huruf mu’jam (kamus) atau huruf hujaiyyah. Contohnya:كتب ملك Selain itu juga terdapat pada beberapa tempat seperti:

a)      Kalimat basmalah, baik kalimat tersebut lengkap atau tidak. Contohnya بسم االله الر حمن الر حيم dan pada surat Hūd ayat 41: بسم الله مجر ىها ومر سىها

b)       Lafazh Allah. الله

c)      Setelah huruf lām atau antara dua huruf lām. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Nisā` ayat 176: ]يستفتونك قل الله يفتيكم في الكللة .Huruf alif yang terletak setelah huruf lām pada kata الكللة dibuang karena terletak antara dua buah huruf lām.

d)     Semua kata bilangan. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al kahf ayat 25: و لبثوا في كهفهم ثلث  ماىة سنين وا زدادوا تسعاHuruf alif yang terletah sesudah huruf lām pada kata ثلث  sudah dibuang.

e)      Semua bentuk jama’ taktsīr. Contohnyaالمسجد:) Mūsā Syāhain Lāsyain, 2002: 70).

f)       Ha tanbīh. Contohnya seperti yang terdapat pada surat Āli ‘Imrān ayat 66:     فِيْمَا لَيْسَ تُحَاۤجُّوْنَ عِلْمٌ فَلِمَ  لَكُمْ بِهٖ فِيْمَا حَاجَجْتُمْ هٰٓؤُلَاۤءِ هٰٓاَنْتُمْ

لَكُمْ بِهٖ عِلْمٌ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ واَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

 Huruf alif yang terletak setelah huruf ha yang menunjukkan peringatan pada هٰٓاَنْتُمْ dibuang.  

g)      Yā nidā` (ya seruan). Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Baqarah ayat 21: Huruf alif yang terletak setelah yā` yang menunjukkan seruan pada يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ dibuang. (Rosihan Anwar, 2013: 49).

Selain itu alif pada akhir kata tidak dibuang kecuali pada kata هاَ يُّأ yang ada pada tiga tempat yaitu dalam surat al Nūr ayat 31 اَيُّهَ

 الْمُؤْمِنُوْنَ ا], al Zukhrūf ayat 49: Misnawati Kaidah Al Hazf dalam Rasm Utsmānī 90 السَّاحِرُ يٰٓاَيُّهَ ], dan al Rahmān ayat 31:[ الثَّقَلٰنِ‌ۚ اَيُّهَ لَـكُمۡ غُ سَنَفۡرُ ]. Abu Daud berpandangan bahwa dibuangnya alif pada kata tersebut karena kata itu sendiri, sedangkan Al Ja’barī berpendapat karena kata tersebut dibaca dalam beberapa qira’at. Al Māraghanī melihat ada 3 alasan dibuang alif pada َها kata ُّأي di tiga tempat tersebut yaitu: sebagai isyarat dari qira’at Ibnu ‘Āmir, menulis dengan lafadh yang bersambung, dan menyesuaikan dengan harakah fathah sebelumnya dengan huruf alif sebagaimana menyesuaikan harakat dhammah dengan huruf waw dan harakat kasrah dengan huruf yā` (Al Hamad, 2012: 109, 210). Dengan demikian, dibuangnya huruf alif umumnya untuk mempersingkat kata, menyesuaikan dengan harakat dari huruf sebelumnya, dan juga untuk mengurangi huruf mad atau huruf ‘illat.

B.     Kaidah Membuang Alif di awal Kata

Alif di awal kata bisa juga disebut dengan hamzah washal yang bisa dibuang/dihilangkan, adapun waktu membuang alif pada awal kata (kalimah) dengan ketentuan sebagai berikut:

1.      Pembuangan alif di dalam lafadz  ابن ، ابنة  apabila:

a.       Bentuknya  mufrad  yang  dijadikan  shifat  diantara  dua  nama  yang  saling berhubungan, alam  yang  pertama  tidak  bertanwin  sedangkan  alam  yang  kedua  masyhur dengan  shifat bapak  dengan  syarat  tidak  berada  dipermulaan.  Alam (nama) didalam hal ini bisa berupa isim yang dijadikan alam.

Contoh:      محمد بن عبد الله ، علىّ بن ابى طالب

Dan bisa berupa alam kinayah dari orang yang tidak dikenal.

Contoh:      فلان بن فلان ، هىّ بن بىّ

Dan  juga  bisa  berupa  alam  kinayah  nahwiyah  (nama  yang  diawali  dengan  lafadأمّ ، أب  )

Contoh: عيسى بن مريم ، مريم بنة عمران ، أبو بكر بن أبى قحافة ، عبد الله بن أم مكتوم

Bisa pula berupa alam laqob.

Contoh:      زين العا بد ين ، أبو بكر الصد يق

Dan didalam kalimat ini tidak dihilangkan karena mutsanna

Contoh:     رحم الله الحسن والحسين ابنى علىّ

a.       Apabila berada disetelah ya‟ nidak.

Contoh:       يابن الذي دان له المشرقان ، يابنة عبد الله

b.      Apabila dimasuki hamzah istifham.

Contoh:      أبنك هذا ؟ ، أبنتك هذه ؟

2.      Pembuangan alif  اسم  didalam basmalah yang sempurna.

Contoh:      بسم الله الرحمن الرحيم

sedangkan didalam باسمك اللهم  ditetapkan alifnya. [1]

Pembuangan alif didalam ال apabila Dimasuki Lam:

Contoh:    إنّه للحقّ ، للعمل الصالح

a.       Didalam  kalimat علي   yang  huruf  lam  dan  alif layyinahnya dibuang  didalam bahasanya sebagian orang arab.

Contoh:     عَلماءِ بنو فلان ، اى علي الماء

b.      Didahului oleh kalimat من   yang dibuang huruf nunnya didalam bahasanya sebagian orang arab.

Contoh:      مِلآنِ ، اى من الآنِ

c.       Didahului  oleh  kalimat  بنون  yang  huruf  wawu  dan  nunnya dibuang atau kalimat بنين   yang  huruf  ya‟  dan  nunnya  dibuang  didalam  bahasanya  sebagian  orang arab.

Contoh:     بلعمبر، اى بنو العمبر

3.      Pembuangan alifnya kalimat ام  didalam perkataan orang arab[2]

Contoh:     ويلمه، ا ويل امه.   ويلم لذات الشباب، اى ويل ام

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

 

A.    Kesimpulan

 

Alif adalah huruf tertentu yang tidak menerima harokat. Pembuangan Alif Diawal Kalimat. Alif di awal kata bisa juga disebut dengan Hamzah washal yang bisa dibuang/dihilangkan, adapun waktu membuang alif pada awal kata (kalimat) dengan ketentuan.

Dalam kaidah Rasm Utsmani dihilangkannya huruf alif dalam al Qur`an terbagi dua cara, yaitu pada tempat-tempat yang ada kaidah, rumus, atau aturan. Dan pada tempat yang tidak ada kaidahnya.

 

B.     Saran

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan dikarenakan kurang luasnya cakupan materi, pemahaman, pengetahuan, dan referensi yang didapatkan. Penulis menyarankan agar pembaca dapat mencari sumber referensi lain dari buku, e-book, jurnal, ataupun sumber lainnya yang relevan agar memperluas pemahaman mengenai materi “ Kaidah Membuang Alif di awal Kata “.

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

 

Harun, Abdussalam Muhammad. 1959. Qawaid al- Imla’. Mesir: Daaru Sa’d.

Misnawati, Kaidah Al Hadzf dalam Rasm Utsmani. Jurnal Ilmiah Al Mu’ashiroh. Vol. 18, No. 2, Januari 2021. Hal:88-90.

 



[1] Abdussalam Muhammad Harun,  Qawaid al- Imla’, (Mesir: Daaru Sa’d, 1959), hlm. 27-29

[2] Ibid., hlm.29

 

 

 

No comments:

Post a Comment

MAKALAH HAKIKAT KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN

MAKALAH HAKIKAT KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Dosen Pengampu : Hesti...