MAKALAH
Kaidah
Pembuangan Alif di Awal Kata
Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Imla’
Dosen Pengampu: Khulatul Lutfiah, M.Pd.I.
Disusun Oleh:
Novita
Alhikmah 23040190102
Afifah Fatin
Hilmina 23040190107
PRODI PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN
ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyususun sebuah makalah dengan
judul “Kaidah Pembuangan Alif di awal Kata”
Penyusunan makalah ini didorong atas keinginan penyusun untuk memberikan sesuatu hal yang
memberikan manfaat bagi setiap orang yang membaca. Penyusun juga mendapatkan
ilmu baru atas apa yang telah dituangkan dalam
makalah tersebut. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Khulatul
Lutfiah, M.Pd.I. selaku pembimbing
materi dan dosen mata kuliah Imla’ yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.
Harapan kami bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
untuk menambah wawasan dan pengetahuan baru dari makalah ini mengenai “Kaidah Pembuangan
Alif di awal Kata”. Saran dan kritik yang membangun untuk penyusun sangat di
harapkan karena untuk menjadikan penyusun dapat memperbaiki makalah
selanjutnya.
Salatiga, 5 November 2021
DAFTAR
ISI
Contents
BAB II PEMBAHASAN
A. Kaidah
Membuang Alif dalam Rasm Utsmani
B. Kaidah
Membuang Alif di awal Kata
BAB III PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
1. Bagaimana kaidah mengenai hadzf alif atau membuang alif
dalam Rasm Utsmani?
2. Bagaimana kaidah membuang alif di awal kata?
1. Mengetahui kaidah mengenai hadzf allif atau membuang
alif dalam Rasm Utsmani
2. Mengetahui kaidah membuang alif di awal kata.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Kaidah Membuang Alif dalam Rasm Utsmani
Rasm ‘Utsmānī ini memiliki karakteristik
tersendiri yang berbeda dengan rasm lainnya. Ada beberapa kaidah penulisan rasm
‘Utsmānī yaitu al hazf (pembuangan), al ziyādah (penambahan), al hamz (hamzah),
al ibdāl (penggantian), al washl dan al fashl (penyambungan dan pemisahan), dan
yang bisa dibaca dengan dua model qira`at atau dua bunyi (Rosihon Anwar, 2013:
49).
Fokus
kajian disini hanya kaidah hazf (pembuangan atau penghilangan). Kaidah ini
seperti membuang atau menghilangkan huruf-huruf hijaiyyah tertentu dalam pola
kalimat pada al Qur`an. Kata al hazf secara bahasa mempunyai makna اإلسقاط
»واإلزالة
«yang mempunyai makna pengurangan atau
penghilangan (Al Dlabbā’, tt: 31). Sedangkan secara istilah memiliki pengertian
adanya bunyi suara yang diucapkan tanpa ada bentuk tulisan (Al Hamad, 2012:
105).
Secara umum ada lima huruf yang dibuang
dalam rasm ‘Utsmānī yang terdapat dalam al Qur`ān yaitu huruf alif, yā`. waw,
dan lām. serta nūn. Huruf yang paling banyak dibuang adalah huruf alif, yā`,
waw. Huruf yang dibuang tersebut adakalanya terletak di tengah maupun di akhir.
Huruf alif yang dibuang umumnya terletak di tengah kata, sedangkan huruf waw
dan yā` umumnya terletak di akhir kata kecuali apabila berkumpul dua buah huruf
waw atau yā` di tengah kata, maka dibuang salah satunya.
1.
Membuang huruf alif.
Dihilangkannya huruf
alif dalam al Qur`an terbagi dua cara: a).
Pada tempat-tempat yang ada kaidah, rumus, atau aturan. b). Pada tempat yang
tidak ada kaidahnya.
a.) Membuang
huruf alif pada tempat- tempat yang ada kaidah tertentu terdapat pada:
1)
Dhamīr mutakallim ma’a
al ghair atau dhamīr rafa’ muttashil apabila bersambung dengan dhamīr nasab.
Contohnya
seperti yang terdapat dalam surat al Baqarah ayatَ 50
تَنْظُرُوْنَ وَاَنْتُمْ عَوْنَ فِرْ اٰلَ قْنَآ
وَاَغْرَ فَاَنْجَيْنٰكُمْ
الْبَحْرَ بِكُمُ فَرَقْنَا وَاِذْ
Huruf alif yang terletak
setelah huruf nūn pada kata فَاَنْجَيْنٰكُمْ
2)
Jama’ mudzakkar salīm.
Sesudah
alif tidak terdapat tasydid atau hamzah. Contohnya seperti yang terdapat dalam
surat al Fātihah ayat 2: ]
الْعٰلَمِيْنَ رَبِّ لِلّٰهِ اَلْحَمْدُ
Huruf
alif setelah ‘ain pada kata الْعٰلَمِيْنَ. dibuang ال
3)
Jama’ muannats salīm.
Contohnya seperti yang
terdapat pada surat al Ahzāb ayat 35. Huruf alif yang terletak setelah huruf
nūn pada kataالمومنت dibuang. Kata ini hanya
mempunyai satu alif. Termasuk juga jika berkumpul 2 alif pada jama’ ini.
Contohnyaالصد
قت,القنتت .Dua
alif juga dibuang jika setelah alif pertama terdapat huruf hamzah :
Contohnya. tasydid atau الصيمت
الصفت Ada 3 pendapat yang ada dalam sebagian
mushaf Madinah dan ‘Iraq: Pertama, tetap menulis huruf alif yang pertama dan
menghilangkan alif yang kedua. Kedua, menghilangkan yang pertama dan menetapkan
alif yang kedua. Ketiga, tetap menulis keduanya. Namun,
4)
Alif tatsniah yang
terletak di tengah kata baik berupa isim atau fi’il.
Contohnya
seperti yang terdapat dalam surat al Mā`idah ayat 107:
فَيُقۡسِمٰنِ الۡاَوۡلَيٰنِ عَلَيۡهِمُ اسۡتَحَقَّ الَّذِيۡنَمِنَ مَقَامَهُمَا يَقُوۡمٰنِ فَاٰخَرٰنِ اِثۡمًا اسۡتَحَقَّاۤاَنَّهُمَا عَلٰٓى عُثِرَفَاِنۡ
. الظّٰلِمِيۡنَ لَّمِنَ اِذًا اِنَّاۤ
, اعۡتَدَيۡنَاۤ مَا وَ دَتِهِمَا شَهَا مِنۡ اَحَقُّ لَشَهَادَتُنَاۤ بِاللّٰهِ
Huruf alif sesudah
huruf yā` pada kata ا الۡاَوۡلَيٰنِ
dibuang
karena mengandung dua cara membacanya (Al Dlabbā’, tt: 37).
5)
Ism a’jamiyyah (nama-
nama benda nonArab) yang lebih dari tiga huruf. Ada 21 nama benda a’jam yang
terdapat dalam al Qur`an.
Contohnyابرحم, , اسمعىل. اسحق,
لقمن, هرون Ulama sepakat bahwa
nama-nama tersebut ditulis dengan dibuang huruf alifnya. Sedangkan untuk kata: داود , جالوت, طالوت Ulama sepakat untuk menulis
huruf alifnya. Sementara ulama berbeda pendapat untuk kata-kataهاروت
اسراءيل ماروت قارون:Abu Daud memilih dengan
menghilangkan huruf alif, sedangkan Al-Dānī tidak menghilangkan huruf alif. (Al
Dhabbā’, tt: 38, Al Farmāwī, 2004: 180, Al Hamad, 2012: 106- 108 dan Al
Zarkasyī, 1988: 471-472).
2.
Membuang huruf alif
pada tempat-tempat yang tidak ada kaidahnya, hanya terdapat di sebagian kecil
saja baik diulang-ulang atau tidak.
Model
seperti ini ada pada semua huruf mu’jam (kamus) atau huruf hujaiyyah.
Contohnya:كتب ملك
Selain
itu juga terdapat pada beberapa tempat seperti:
a)
Kalimat basmalah, baik
kalimat tersebut lengkap atau tidak. Contohnya بسم
االله الر حمن الر حيم dan pada surat Hūd ayat 41: بسم
الله مجر ىها ومر سىها
b)
Lafazh Allah. الله
c)
Setelah huruf lām atau
antara dua huruf lām. Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Nisā` ayat
176: ]يستفتونك
قل الله يفتيكم في الكللة .Huruf alif yang terletak setelah huruf lām
pada kata الكللة
dibuang
karena terletak antara dua buah huruf lām.
d)
Semua kata bilangan.
Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al kahf ayat 25: و
لبثوا في كهفهم ثلث ماىة سنين وا زدادوا
تسعاHuruf alif yang terletah sesudah huruf
lām pada kata
ثلث sudah dibuang.
e)
Semua bentuk jama’
taktsīr. Contohnyaالمسجد:) Mūsā Syāhain Lāsyain, 2002: 70).
f)
Ha tanbīh. Contohnya
seperti yang terdapat pada surat Āli ‘Imrān ayat 66: فِيْمَا لَيْسَ تُحَاۤجُّوْنَ عِلْمٌ فَلِمَ لَكُمْ
بِهٖ فِيْمَا حَاجَجْتُمْ هٰٓؤُلَاۤءِ هٰٓاَنْتُمْ
لَكُمْ بِهٖ عِلْمٌ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ واَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
Huruf alif yang
terletak setelah huruf ha yang menunjukkan peringatan pada هٰٓاَنْتُمْ dibuang.
g)
Yā nidā` (ya seruan).
Contohnya seperti yang terdapat dalam surat al Baqarah ayat 21: Huruf alif yang
terletak setelah yā` yang menunjukkan seruan pada يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ
dibuang.
(Rosihan Anwar, 2013: 49).
Selain itu alif pada
akhir kata tidak dibuang kecuali pada kata هاَ
يُّأ yang ada pada tiga tempat yaitu dalam surat al Nūr
ayat 31 اَيُّهَ
الْمُؤْمِنُوْنَ ا], al Zukhrūf
ayat 49: Misnawati Kaidah Al Hazf dalam Rasm Utsmānī 90 السَّاحِرُ يٰٓاَيُّهَ ],
dan al Rahmān ayat 31:[ الثَّقَلٰنِۚ اَيُّهَ لَـكُمۡ غُ سَنَفۡرُ ]. Abu Daud berpandangan bahwa dibuangnya
alif pada kata tersebut karena kata itu sendiri, sedangkan Al Ja’barī
berpendapat karena kata tersebut dibaca dalam beberapa qira’at. Al Māraghanī
melihat ada 3 alasan dibuang alif pada
َها kata ُّأي di
tiga tempat tersebut yaitu: sebagai isyarat dari qira’at Ibnu ‘Āmir, menulis
dengan lafadh yang bersambung, dan menyesuaikan dengan harakah fathah
sebelumnya dengan huruf alif sebagaimana menyesuaikan harakat dhammah dengan
huruf waw dan harakat kasrah dengan huruf yā` (Al Hamad, 2012: 109, 210).
Dengan demikian, dibuangnya huruf alif umumnya untuk mempersingkat kata,
menyesuaikan dengan harakat dari huruf sebelumnya, dan juga untuk mengurangi
huruf mad atau huruf ‘illat.
B.
Kaidah Membuang Alif di awal Kata
Alif di awal kata bisa juga disebut
dengan hamzah washal yang bisa dibuang/dihilangkan, adapun waktu membuang alif
pada awal kata (kalimah) dengan ketentuan sebagai berikut:
1.
Pembuangan alif di dalam lafadz ابن
، ابنة apabila:
a.
Bentuknya mufrad
yang dijadikan shifat
diantara dua nama
yang saling berhubungan,
alam yang pertama
tidak bertanwin sedangkan
alam yang kedua
masyhur dengan shifat bapak dengan
syarat tidak berada
dipermulaan. Alam (nama) didalam
hal ini bisa berupa isim
yang
dijadikan alam.
Contoh: محمد
بن عبد الله ، علىّ بن ابى طالب
Dan bisa berupa alam kinayah
dari orang yang tidak dikenal.
Contoh: فلان
بن فلان ، هىّ بن بىّ
Dan
juga bisa berupa
alam kinayah nahwiyah
(nama yang diawali
dengan lafadأمّ
، أب )
Contoh:
عيسى بن مريم ، مريم بنة عمران ، أبو بكر
بن أبى قحافة ، عبد الله بن أم مكتوم
Bisa pula berupa alam
laqob.
Contoh: زين
العا بد ين ، أبو بكر الصد يق
Dan didalam kalimat ini
tidak dihilangkan karena mutsanna
Contoh: رحم
الله الحسن والحسين ابنى علىّ
a.
Apabila berada
disetelah ya‟ nidak.
Contoh: يابن
الذي دان له المشرقان ، يابنة عبد الله
b.
Apabila dimasuki hamzah
istifham.
Contoh: أبنك
هذا ؟ ، أبنتك هذه ؟
2.
Pembuangan alif اسم didalam basmalah yang
sempurna.
Contoh: بسم
الله الرحمن الرحيم
sedangkan
didalam باسمك اللهم ditetapkan alifnya. [1]
Pembuangan
alif didalam ال apabila Dimasuki Lam:
Contoh: إنّه
للحقّ ، للعمل الصالح
a.
Didalam kalimat علي yang huruf
lam dan alif layyinahnya dibuang didalam bahasanya sebagian orang arab.
Contoh: عَلماءِ
بنو فلان ، اى علي الماء
b.
Didahului oleh kalimat من yang dibuang huruf
nunnya didalam bahasanya sebagian orang arab.
Contoh: مِلآنِ
، اى من الآنِ
c.
Didahului oleh
kalimat بنون yang huruf
wawu dan nunnya dibuang atau kalimat بنين yang huruf
ya‟ dan nunnya
dibuang didalam bahasanya
sebagian orang arab.
Contoh: بلعمبر،
اى بنو العمبر
3.
Pembuangan alifnya
kalimat ام
didalam perkataan orang arab[2]
Contoh: ويلمه،
ا ويل امه. ويلم
لذات الشباب، اى ويل ام
BAB
III
PENUTUP
Dalam kaidah Rasm Utsmani dihilangkannya huruf alif
dalam al Qur`an terbagi dua cara,
yaitu pada tempat-tempat yang ada kaidah,
rumus, atau aturan. Dan pada
tempat yang tidak ada kaidahnya.
Daftar
Pustaka
Harun,
Abdussalam Muhammad. 1959. Qawaid al- Imla’. Mesir: Daaru Sa’d.
Misnawati, Kaidah Al Hadzf dalam
Rasm Utsmani. Jurnal Ilmiah Al Mu’ashiroh. Vol. 18, No. 2, Januari 2021.
Hal:88-90.
No comments:
Post a Comment