Monday, August 15, 2016

MAKALAH ETIKA PROFESI KEGURUAN KIAT MENJADI GURU PROFESIONAL



MAKALAH
ETIKA PROFESI KEGURUAN
KIAT MENJADI GURU PROFESIONAL
Dosen : Dr. Mukh. Nursikin, M.Si, M.Pd.
 
Disusun oleh :
Zahrotul Ulfah O           111 – 14 – 025
Danang adi utomo                   111 – 14 – 217
Amin Maryatul Q          111 – 14 – 345
Ahmad Murtadho          111 – 14 - 276

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Keberadaan guru profesional  sangat jauh dari yang telah dicita – citakan saat ini. Dengan menjamurnya sekolah – sekolah yang rendah mutunya memberitahukan bahwa guru profesional hanya sebuah wacana public yang belum teralisasi secara merata dalam seluruh tingkat pendidikan yang ada di Indonesia.
Guru adalah faktor penentu keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar. Selain itu, guru merupakan komponen yang berpengaruh dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Dalam melaksanakan kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik. Bahwa baik mengajar maupun mendidik merupakan tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga profesional. Oleh sebab itu, tugas yang berat dari seorang guru ini pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi.
B.  Rumusan masalah
1.    Jelaskan pengertian profesi ?
2.    Apa saja syarat-syarat profesi ?
3.    Cara menjadi guru yang profesional?
4.    Apa saja ciri-ciri guru yang profesional ?
C.  Tujuan penulisan
1.    Agar dapat mengetahui arti dari profesi.
2.    Dapat mengetahui syarat-syarat dari profesi. 
3.  Mengetahui tentang cara menjadi guru yang baik.
4.  Mengetahui tentang ciri-ciri guru yang professional.



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian profesi
Pekerjaan guru adalah mendidik. Mendidik itu merupakan suatu usaha yang amat kompleks, mengingat banyaknya kegiatan yang harus diantisipasi untuk membawa anak didik menjadi orang yang lebih dewasa.
Menurut Petter Salim (1982 : 1192) menegaskan bahwa profesi merupakan suatu bidang pekerjaan yang berdasarkan pada pendidikan keahlian tertentu. Misalnya, profesinya dibidang komputer, profesinya mengajar, dan lain sebagainya.[1]
Menurut Sikun Pribadi (1991 : 1) yang mengatakan bahwa profesi pada hakekatnya merupakan suatu pernyataan bahwa seorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan tersebut.[2]
Pekerjaan profesional adalah pekerjaan yang dipersiapkan melalui proses pendidikan dan pelatihan. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang harus dipenuhinya, maka semakin tinggi pula derajat profesi yang diembannya. Tinggi rendahnya pengakuan profesionalisme sangat bergantung kepada keahlian dan tingkat pendidikan yang ditempuh.[3]
Jadi profesi disini untuk menunjukkan tentang pekerjaan seseorang, pekerjaan yang mengandalkan keterampilan dan keahlian khusus yang tidak didapatkan pada pekerjaan-pekerjaan sebelumnya.
B.  Syarat-syarat profesi.
Untuk menjadi profesional, seorang guru dituntut memiliki minimal lima hal sebagai berikut :
1.   Memiliki komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya.
2.    Menguasai secara mendalam bahan mata pelajaran yang diajarkan serta cara mengajarnya pada anak didik.
3.    Bertanggung jawab memantau hasil belajar peserta didik melalui berbagai cara evaluasi.
4.    Mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukanya dan belajar dari pengalamanya.
5.    Seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.[4]
Suatu pekerjaan dapat dikatakan profesional apabila memenuhi syarat atau kriteria berikut :
a.    Memiliki spesialisasi ilmu dengan latar belakang teori yang baku.
Spesialisasi ilmu yang dimaksud adalah suatu keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh pemegang profesi lain. Jadi, keahlian khusus hanya ada pada profesi tersebut. Misalnya keahlian kimia tidak dimiliki oleh keahlian hukum. Keahlian hukum tidak ada profesi kedokteran.
b.    Memiliki kode etik dalam menjalankan profesi.
Profesi hendaknya memiliki kode etik. Gunanya adalah untuk menjadi pedoman dalam menjalankan tugas profesinya. Menurut Kellyoung, kode etik merupakan salah satu atau ciri persyaratan profesi, yang memberikan arti penting dalam penentuan, pemertahanan dan peningkatan standar profesi. Kode etik menunjukkan bahwa tanggung jawab dan kepercayaan dari masyarakat telah di terima oleh profesi (Robert Tri harjo, 1995 : 41 )
c.    Memiliki organisasi profesi.
Tujuan dari organisasi profesi adalah untuk meningkatkan peran serta dirinya dalam hal-hal yang berhubungan dengan keprofesian. Melalui organisasi profesi ini ketajaman dapat dibina. Organisasi profesi biasanya membuat program jangka pendek dan jangka panjang, namun hal itu tergantung pada kebutuhan masing-masing sebuah organisasi profesi.
d.   Diakui oleh masyarakat.
Faktor yang menunjang keprofesionalan seorang pemegang profesi adalah adanya pengakuan dari orang lain (masyarakat).
e.    Sebagai panggilan hidup.
Profesi dipilih sebagai panggilan hidup. Maksudnya, profesi itu dipilih karena dirasakan atau diyakini itulah panggilan hidupnya. Panggilan hidupnya bukan uang, bukan panggilan kedudukan, bukan pula panggilan karena terbawa-bawa oleh orang lain. Pilihan itu harus merupakan pilihan yang teramat serius, amat bermakna, dan ada suatu kesungguhan dalam pemilihan suatu profesi. Dalam diri tenaga profesional, tertanam kecintaan yang hakiki terhadap spesial skilnya. Hal itu harus di jaga dan dikebangkan secara terus menerus.
f.     Harus dilengkapi kecakapan diagnostik.
Kecakapan diagnostik adalah kecakapan dalam mengidentifikasi masalah yang bersangkutan dengan klien, atau masalah yang berkaitan dengan teori-teori dalam bidang profesinya. Misalnya, kemampuan dalam mendiagnosis pada profesi kedokteran.
g.    Mempunyai klien yang jelas
Klien disini adalah pengguna jasa profesi. Seorang dokter bisa dikatakan dokter karena adanya pasien yang menggunakan jasa kedokteran tersebut. [5]
Jadi ciri-ciri profesi mempunyai harga yang berbobot disini, tentu saja mereka menjadi peletak sebuah fondasi besar, yakni bangsa. Dengan keterbatasan harga sebuah profesi, mereka harus terus bekerja untuk membuat orang menjadi orang. Untuk itu, guru menjadi pembicaraan utama untuk menjadi sebuah “kendaraan mewah” menuju puncak “kekuasaan”.[6]
C.  Cara-cara menjadi guru yang profesional.
Seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara profesional.
1.    Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar bervariasi.
2.    Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berfikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
3.    Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan penyesuaianya dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.
4.    Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajaran yang di terimanya.
5.    Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.
6.    Guru wajib memperhatikan dan memikirkan koreksi atau hubungan antara mata pelajaran dan praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.
7.    Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.
8.    Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas maupun diluar kelas.
9.    Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.[7]
Guru  harus memiliki sikap atau perbuatanya dan kebiasaan diri yang harus terus dilakukan di antaranya:
1.    Beribadah dengan benar dan istiqomah.
2.    Berakhak baik.
3.    Belajar dan berlatih tiada henti.
4.    Bekerja keras dengan cerdas.
5.    Bersahaja dalam hidup.
6.    Bantu sesama.
7.    Bersihkan hati selalu.
Itulah kebiasaan diri yang harus terus dilakukan, supaya anak didiknya memberikan penilaian terbaik kepada kita.[8]
     Guru profesional inilah yang akan menjadi teladan bagi guru yang lain dalam mengembangkan kompetensi dan potensinya di semua bidang kehidupan. Untuk menjadi guru profesional harus menguasai beberapa kemampuan dasar yang harus dikuasai oloh guru :
1.    Kemampuan menguasai bahan.
2.    Kemampuan mengelola program belajar mengajar.
3.    Kemampuan mengelola kelas dengan pengalaman belajar.[9]
D.  Ciri-ciri guru yang profesional.
Combs dkk dalam Soemanto Wasty (1998), bahwa ciri-ciri guru yang baik diantaranya:
a.    Guru yang mempunyai anggapan bahwa orang lain itu mempunyai kemampuan untuk memecahka masalah mereka sendiri dengan baik.
b.    Guru yang melihat orang bahwa orang lain mempunyai sifat ramah dan bersahabat dan bersifat ingin berkembang.
c.    Guru cenderung melihat orang lain sebagai sepatutnya dihargai.
d.   Guru yang melihat orang-orang dan perilaku mereka pada dasarnya berkembang dari dalam. Jadi bukan merupakan produk peristiwa-peristiwa eksternal yang dibentuk dan yang digerakkan. Dia melihat orang-orang itu mempunyai kreatifitas dan dinamika, jadi bukan orang passif atau lamban.
e.    Guru yang melihat orang lain itu dapat memenuhi dan meningkatkan dirinya, bukan sebaliknya menghalangi apalagi mengancam.
Prof. Dr. Saroj Buasri (1970) berpandangan bahwa kompetensi dan ciri-ciri guru yang baik diantaranya :
1.    Guru harus memiliki minat yang besar terhadap mata pelajaran yang diajarkan serta mempunyai tujuan yang jelas terhadap pelajaran yang diampunya.
2.    Guru harus memiliki kemantapan serta kecakapan untuk memperkirakan kepribadian dan suasana hati secara cepat.
3.    Guru wajib memiliki kesabaran, keakraban dan sensitivitas yang diperlukan untuk menumbuhkan semangat belajar.
4.    Guru harus memiliki pemikiran yang imajinatif (konsptual) dan praktif dalam usaha memberi penjelasan pada siswa.
5.    Memiliki kualifikasi memadai dalam bidangnya baik isi maupun metode mengajar.
6.    Memiliki sikap terbuka, luwes dan eksperimental dalam metode dan teknik.
7.    Guru harus mempunyai kemampuan memanajemen kelas dengan baik
8.    Guru mampu berkomunikasi dengan baik terhadap peserta didik juga terhadap orang tua wali murid.
Dalam pandangan siswa, ada beberapa sifat serta karakteristik guru yang di pandang baik diantaranya harus memiliki sifat-sifat berikut :
1.    Meguasai bahan pelajaran.
2.    Demokratis.
3.    Suka bekerjasama (kooperatif).
4.    Baik hati.
5.    Sabar.
6.    Adil.
7.    Konsisten.
8.    Bersifat terbuka.
9.    Suka menolong.
10.      Ramah tamah.
11.      Suka humor (tidak menonton dalam mengajar).
12.      Memiliki beragam minat.
13.      Fleksibel.
14.      Menaruh minat yang baik terhadap peserta didik.[10]
Dari pendapat di atas dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai ciri-ciri atau kriteria guru ideal.
1.    Mempunyai moral yang baik, bisa menjadi teladan, dan memberi contoh perbuatan, tidak sekedar menyuruh dan berorasi.
2.    Mempunyai skills yang memadai untuk berkompetensi dengan elemen bangsa yang lain dan sebagai sumber inspirasi dan motifasi kepada anak didik.
3.    Mempunyai kreatifitas dan inovasi tinggi dalam mengajar sehingga menarik dan memuaskan anak didik.
4.    Mempunyai tanggung jawab sosial dengan ikut berpatisipasi dalam menyelesaikan problem-problem sosial kemasyarakatan.[11]
Dengan demikian ciri utama seorang guru ialah kemampuanya dengan mewujudkan penampilan kualitas kepribadian, dalam interaksi dengan lingkungan kerja yang sebaik-baiknya.[12]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Seorang guru dituntut harus memiliki beberapa kemampuan dan keterampilan tertentu ketika menjalankan tugasnya sebagai pendidik, pengajar dan pelatih. Kemampuan dan keterampilan tersebut merupakan sebuah bagian dari kompetensi profesionalisme guru. Sedangkan profesionalisme guru, sangat berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pendidikan.
Dalam rangka mencapai mutu yang tinggi dalam bidang pendidikan, peranan guru sangatlah penting bahkan sangat utama. Untuk itu, maka profesional guru harus ditegakkan dengan cara pemenuhan syarat-syarat kompetensi yang harus dikuasai oleh setiap guru, Untuk mencapai kondisi guru yang profesional, para guru harus menjadikan orientasi mutu dan profesionalisme guru sebagai etos kerja mereka dan menjadikannya sebagai landasan orientasi berperilaku dalam tugas-tugas profesinya.






DAFTAR PUSTAKA
Asdiqoh, Siti . 2012. Etika Profesi Keguruan. Yogyakarta : Trus Media Publishing.
Asmani, Jamal ma’mur.  2010. Tips Menjadi Guru Inspiratif,Kreatif, dan Inovatif, Jogjakarta: DIVA press.
                   Hamzah B. Uno, Haji. 2011. Profesi Kependidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Isjono. 2008. Guru Sebagai Motifator Perubahan. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Nurdin, Muhamad. 2010.  Kiat Menjadi Guru  Profesional. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.








[1] Muhamad Nurdin, Kiat Menjadi Guru  Profesional,  Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2010, Hlm, 99.
 [2] Ibid., 100.
[3]  Ibid., 102.
[4] Siti Asdiqoh,  Etika Profesi Keguruan, Trus Media Publishing, Yogyakarta, 2012, Hlm. 8.
[5] Op.Cit, hlm. 103-112.
[6] Isjono, Guru Sebagai Motifator Perubahan, Pustaka Belajar, Yogyakarta, 2008, Hlm. 43.
[7] Hamzah, Profesi kependidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2011, Hlm.16.
[8] Muhamad Nurdin, Kiat Menjadi Guru  Profesional,  Ar-Ruzz Media, Jogjakarta,  2010, Hlm. 126.

[9] Jamal  ma’mur asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif, DIVA press  Jogjakarta, 2010, Hlm.161.
[10] Siti Asdiqoh,  Etika Profesi Keguruan, Trus Media Publishing, Yogyakarta, 2012, Hlm. 46-47.

[11] Jamal  ma’mur asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif,Kreatif, Dan Inovatif, DIVA press, Jogjakarta, 2010, Hlm.30-31.


No comments:

Post a Comment

MAKALAH HAKIKAT KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN

MAKALAH HAKIKAT KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Dosen Pengampu : Hesti...