Sunday, May 29, 2016

MAKALAH THAHARAH DARI HADAS



MAKALAH
THAHARAH DARI HADAS
Disusun guna memenuhi tugas fiqh 1
Dosen Pengampu : Imam Anas Hadi, M.Pd.I.


Disusun oleh :

1.      ELIA WIDYAWATI                                                (111-12-078)
2.      ROKHANAH                                                            (111-14-004)
3.      SAIDATUN I’IN MAGHFIROH                (111-14-010)

KELAS                        : F






JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM  NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015/2016


 




                                                            KATA PENGANTAR
Alhamdulilahhirobbialamin, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, salawat dan salam semoga terimpah kepada junjungan kita, Nabi besar Muhamad SAW, segenap keluarga dan para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti jejaknya sampai akhir zaman.                     Puji syukur saya haturkan kepada Allah Swt yang Maha Esa karena dengan limpahan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Thaharah dari Hadis dengan tepat waktu dan insyallah memenuhi syarat pada mata kuliah fiqh 1. Kami sangat berterimakasih kepada orang-orang terdekat yang telah membantu menyelesaikan makalah kami. Kami berharap ,semoga dengan selesai makalah ini ,kita dapat meningkatkan pemahaman dalam fiqh 1 yang khususnya pada bab thaharah yang telah kami buat ini sehingga kita bisa mengamalkan ajaran Islam dengan penuh keyakinan.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membaca makalah ini dan semoga makalah ini menjadi inspirasi untuk menjadi orang yang berpengetahuan lebih dalam agama islam.





                                                                                   





                       
                                                            DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR…………..………………………………..…………………….ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...….iii
BAB IPENDAHULUAN
  1. Latar Belakang…………………………………………….…………………….1
  2. Rumusan Masalah……………………………………………………………….1
  3. Tujuan Rumusan Masalah……………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian fiqh............................................................................................................2
B.     Pengertian Thaharah………………………………………………………....……...2
C.     Syarat wajib Thaharah……………………………………………………....………3
D.    Bentuk Thaharah……………………………………………………………....……3
E.      Larangan bagi orang yang tidak bersuci……………………………………....…...5
F.      Fungsi Thaharah………………………………………………………………....…8
G.    Hadas ………………………………………………………………………….......8
H.    Manfaat Thaharah……………………………………………………………….....9
I.       Sarana melakukan Thaharah…………………………………………………...….9
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………..………………13
DAFTAR PUTAKA………………………………………………………………..14



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Islam mengajarkan bahwa kita harus terhindar dari najis dan kotoran yang membuat tidak sahnya untuk beribadah kepada Allah SWT. Telah di ajarkan kepada umat islam cara untuk thaharah.                                                                                           Namun sekarang banyak sekali umat islam yang mengabaikan kebersehinya dan hanya mensucikanya dengan cara tidak tepat.                                                                   Thaharah sendiri berarti bersuci dari sesuatu yang kotor, baik yang kotor bersifat hissiy (dapat dirasakan oleh indra) maupun maknawi (tidak dapat dirasakan oleh indera).                                                                                                                                   Maka dari itu kami mendapatkan tugas untuk mebahas tentang thaharah adalah untuk memperjelas dan menerangkan tentang thaharah.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian fiqh ?
2.      Apa pengertian thaharah secara bahasa dan istilah?

3.      Apa saja sarana yang digunakan untuk melakukan thaharah?
4.      Apa saja macam-macam bentuk thaharah?
5.      Apa pengertian hadas dan najis dan cara mensucikannya?
6.      Bagaimana fungsi thaharah dalam kehidupan sehari-hari?
C.     TUJUAN RUMUSAN MASALAH
1.                                              Mengetahui pengertian fiqh.
2.                                              Mengetahui pengertian taharah secara bahasa dan istilah.
3.                                              Mengetahui sarana yang digunakan untuk melakukan taharah.
4.                                              Mengetahui macam-macam bentuk taharah.
5.                                              Mengetahui pengertian hadas dan najis dan cara mensucikannya.
6.                                              Mengetahui fungsi taharah dalam kehidupan sehari-hari.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian fiqh
Di dalam bahasa Arab, perkataan fiqh yang ditulis fikih atau fiqih kadang-kadang fekih setelah diindonesiakan, artinya paham atau pengertian. Kalau di hubungkan denganperkataan ilmu tersebut di atas, dalam hubungan ini dapat juga dirumuskan (dengan kata-kata lain), ilmu fikih adalah ilmu yang bertugas menentukan dan menguraikan norma-norma hukum dasar yang terdapat di dalam al-Quran itu dan ketentuan-ketentuan umum yang terdapat dalam sunnah Nabi yang direkam dalam kitab-kitab hadis.[1]
B.     Pengertian Thaharah
    Thaharah berarti bersih (nadlafah),suci (nazabah) terbebas(khulus) dari kotoran (danas) seperti tersebut dalam al quran :
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ (222)
Haidh itu adalah suatu kotoran`. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.(QS AL BAQARAH)
Taharah menurut bahasa berasal dari kata طهور (Thohur), artinya  bersuci atau  bersih. Menurut istilah adalah bersuci dari hadas, baik hadas besar maupun hadas kecil dan bersuci dari najis yang meliputi badan, pakaian, tempat, dan benda-benda yang terbawa di badan. Thaharah dari hadast ada 3 macam yaitu wudhu,mandi,dan tayamum.
C.    Syarat wajib Thaharah
Setiap mukmin mempunyai syarat wajib untuk melakukan thaharah. Ada hal-hal yang harus diperhatikan sebagai syarat sah-nya berthaharah sebelum beribadah:


1.      Islam
2.       Berakal
3.      Baligh
4.      Masuk waktu ( Untuk mendirikan solat fardhu ).
5.       Tidak lupa
6.       Tidak dipaksa
7.       Berhenti darah haid dan nifas
8.      Ada air atau debu tanah yang suci.
9.      Berdaya melakukannya mengikut   kemampuan.



D.    Bentuk Thaharah
1.      Wudhu
Menurut lughat, wudhu adalah perbuatan, menggunakan air pda anggota tubuh tertentu. Kata ini berasala dari wadha’ah yang berarti baik dan bersih dalam istilah syara’ wudhu adalah perbuatan tertentu yang di mulai dengan niat.
    Menurut sebuah hadist yang di riwaytkan oleh Ibnu Majah, wudhu di wajibkan sebelum hijrah pada malam isra’ mi’raj, bersamaan dengan kewajiban solat 5 waktu mula mula wudu di wajibkan setiap kali hendak melakukan solat, tetapi kemudian kewajiban itu di kaitkan dengan keadaan berhadast.
”Allah tidak akan menerima solat seorang kamu bila ia berhadast sampai ia berwudu.” (HR.Bayhaqi,Abu Daud dan Tirmizi.
a.       Syarat dan Fardu Wudhu
1.        Syarat syahnya wudhu adalah :
a.         Islam
b.         Tamyiz
c.         Air mutlak
d.        Tidak yang mengahalangi
e.         Masuk waktu solat
2.        Fardhu atau rukun wudhu :
a.       Niat
Hendaklah berniat atau menyengaja menhilangkan hadas atau  menyengaja berwudu.
Sabda Rasullulah Saw :
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ ِ
 “sesungguhnya Amal itu tergantung niatnya,
b.      Mebasuh muka
Batas muka yang wajib di basuh ialah dari tempat tumbuh rambut kepala sebelah atas sampai kedua tulang dagu sebelah bawah,lintangnya dari telinga ke telinga ,seliruh bagian muka yang tersebut wajib di basuh, tidak boleh tertinggal sedikit pun , bahkan wajib di lebihkan sedikit agar kita yakin terbasuh semuanya. Menurut kaidah “sesuatu yang hanya dengan dia yang wajib di sempurnakan yang wajib ,hukumnya juga wajib”.
c.       Membasuh tangan
Membasuh kedua tangan sampai kesiku. Maksudnya ,siku juga wajib di basuh.
d.      Menyapu kepala
Menayapu sebagian kepala walaupun hanya sebagian kecil,sebaiknya tidak kurang selebar ubun-ubun, baik yang di sapu itu kulit kepala atau rambut.
e.       Membasuh kaki
Membasuh telapak kaki sampai kedua mata kaki. Maksudnya, kedua mata kaki wajib juga di basuh.



f.       Tertib
Menertibkan rukun-rukun di atas. Selain dari niat membasuh muka ,keduanya wajib di lakukan bersama-sama. Dan di dahulukan dari yang lain.[2]
4.      Sunah wudhu
a.    Memebaca basmalah pada awal.
b.    Membasuh kedua telapak tangan sampai ke pergelangan sebnayak 3x.
c.    Madmadah yaitu Berkumur-umur.
d.   Istinsyaq yaitu memasukan air ke hidung kemudian membuangnya.
e.    Meratakan sapuan ke seluruh kepala.
f.     Menyapu kedu telinga.
g.    Mendagulukan yang kanan atas kiri.
h.    Tertib
5.      Hal-hal yang membatalkan wudhu
a.         Keluar sesuatu dari qubul  atau dubur
b.        Tidur
c.         Hilang akal
d.        Bersentuh kulit antara laki-laki dan perempuan
e.         Menyentuh kemaluan

2.      Mandi  (al-Ghusl)
Menurut lughat, mandi disebut al-ghasl atau al ghusl berarti mengalirnya air pada sesuatu. Sedangkan dalam istilah syara’ ialah mengalirnya air kesseluruh tubuh disertai dengan air.
a.         Rukun mandi
1)             Niat
2)             Menyampaikan air keseluruh tubuh, meliputi rambut dan permukaan kulit.
b.      Sunat mandi
1)             Membaca basmalah
2)             Berwudhu
3)             Menggosok seluruh tubuh yang terjangkau oleh tangan,
4)             Mendahulukan menyiram bagian kanan dari tubuh
5)             Menyiram dan mengosok badan sebanyak tiga kali
c.      Hal-hal yang mewajibkan mandi
1)        Bersetubuh
2)        Keluar mani ,baik keluarnya karena bermimpi atau sebab lain dengan sengaja atau tidak, dengan perbuatan sendiri atau bukan.
3)        Mati, kecuali mati syahid
4)        Haid, apabila seorang perempuan telat berhenti dari haid, ia wajib mandi wajib agar dapat beribadah.
5)        Nifas, yang dinamakan nifas ialah darah yang keluar dari kemaluan perempuan yang sesudah melahirkan anak. Darah itu merupakan darah haid yang berkumpul, tidak keluar sewaktu perempuan itu mengandung.
6)        Waladah(melahirkan)
d.     Mandi sunat
1)             Mandi hari jumat di sunahkan bagi orang yang bermaksud untuk mengerjakan solat jum’at, agar baunya yang busuk tidak mengganggu orang yang duduk di sekitarnya.

2)             Mandi Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Kurban.

3)             Mandi orang gila apabila ia sembuh dari gilanya, karena ada sangkaan (kemungkinan) ia keluar mani.

4)             Mandi tatkala hendak ihram haji atau umrah.

5)             Mandi sehabis memandikan mayat.sabda Rasullulah : “Barang siapa memandikan mayat, hendakalh ia mandi danbarang siapa membawa mayat, hendaklah ia berwudhu.” (HR Tirmmidzi dikatakkan oleh Hasan)

6)             Mandi seorang kafir setelah memeluk agama Islam, sebab ketika beberapa orang sahabat masuk Islam, mereka di suruh nabi mandi.



e.       Tayammum
Menurut lughat, tayamum berarti menyengaja dan pada istilah syara’ ialah menyampaikan tanah ke wajah dan kedua tangan dengan beberapa syarat dan ketentuan. Tayamum disyari’atkan pada 6 Hijriyah, sebagai rukhsahyakni keringanan yang diberikan khusus pada umat Islam.
f.       Syarat tayammum
1)        Ada ‘uzur
2)        Masuk waktu shalat
3)        Tanah yang murni dan suci
g.      Rukun tayammum
1)             Niat
2)             Menyapu wajah
3)             Menyapu kedua tangan hingga kedua siku
4)             Tertib, yakni mendahulukan wajah dari pada tangan
h.      Sunat tayammum
1)             Membaca basmalah di awalnya
2)             Memulai sapuan dari bagian atas wajah
3)             Menipiskan debu ditelapak tangan sebelum menyapukannya
4)             Merenggangkan jari-jari ketika menepukkannya pertama kali ketanah
5)             Mendahulukan tangan kanan atas tangan kiri
6)             Menyapu wajah dan kedua tangan secara berurutan, tidak berselang lama antara satu dengan lainnya
i.        Hal yang membatalkan tayammum
1)        Semua yang membatalkan wudhu
2)        Melihat air sebelum mulai melakukan shalat
3)        Murtad
E.       Beberapa larangan bagi yang Tidak Bersuci
1)                  Shalat dan puasa
2)                  Membaca al-Qur’an, menyentuh dan mengangkat mushaf
3)                  Masuk serta berdiam diri di Masjid
4)                  Thawaf
5)      Bersetubuh[3]

F.     Hadas
          Hadas menurut bahasa artinya berlaku atau terjadi. Menurut istilah, hadas adalah sesuatu yang terjadi atau berlaku yang mengharuskan bersuci atau membersihkan diri sehingga sah untuk melaksanakan ibadah.
Macam-macamhadasdancaramensucikannya.
Menurutfiqih, hadasdibagimenjadiduayaitu :
1.         Hadas kecil
Hadas kecil adalah adanya sesuatu yang terjadi dan mengharuskan seseorang berwudu apabila hendak melaksanakan salat. Contoh hadas kecil adalah sebagai berikut :
a.         Keluarnya sesuatu dari kubul atau dubur.
b.        Tidur nyenya kdalam kondisi tidak duduk.
c.         Menyentuh kubul atau dubur dengan telapak tangan tanpa pembatas.
d.         Hilang akal Karena sakit atau mabuk
2.      Hadasbesar
Adalah sesuatu yang keluar atau terjadi sehingga mewajibkan mandi besar atau junub. Contoh-contoh terjadinya hadas besar adalah sebagai berikut :
a.       Bersetubuh (hubungan suami istri)
b.        Keluarmani, baik karena mimpi maupun hal lain
c.       Keluar darah haid
d.      Nifas
e.       Meninggal dunia
G.    Fungsi Thaharah
a.    Membiasakan hidup bersih dan sehat
b.    Membiasakan hidup yang selektif sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan Allah SWT melalui sholat
c.    Sebagai sarana untuk menujju surga
d.   Menjadikan kita dicintainoleh Allah SWT
H.    Manfaat Thaharah
1)             Untuk membersihkan badan, pakaian dan tempat dari hadas ketiak hendak melaksanakan suatu ibadah
2)             Dengan bersih badan dan pakainnya, seseorang tampak cerah dan enak dilihat oleh orang lain karena Allah SWT, juga mencintai kebersihan dan kesucian
3)             Menunjukkan seseorang memiliki iman yang tercemin dalam kehidupan sehari-harinya karena kebersiahn adalah dari iman
4)             Seseorang yang menjaga kebersihan baik badan, pakaian ataupun tempat tidak mudah terjangkit penyakit
5)             Seseorang yang selalu menjaga kebersihan baik dirinya, rumahnya, maupun lingkuangannya, maka ia menunjukan cara hidup sehat dan disiplin.

I.       Sarana Thaharah
FirmanAllah
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu solat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula menghampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan berjunub), terkecuali sekadar berlalu sahaja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau dalam bermusafir atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha PemaaflagiMahaPengampun. ”
(Surah Al-Nisa’, 4:43)

a.         Macam-macam air
Air yang merupakanalatuntukbersuci.Namun air yang bisa di pakaiuntukbersuciadalah air yang sucidanmensucikan, diantaranya :
1)      Air hujan
2)      Air sumur
3)      Air laut
4)      Air sungai
5)      Air salju
6)      Air telaga
7)      Air embun
Berdasarkanfirman Allah diatasdapatdisimpulkanbahwasarana yang dapatdigunakanuntukbersuciadalahsebagaiberikut :
Air dapatdigunakanuntukmandi, wudu, danmembersihkanbenda-benda yang terkenanajis. Sedangkan air untuk bersuci sendiri di bagi menjadi beberapa jenis berdasarkan fungsinya. Pembagian air di tinjau dari segi hukumnya, air dibagimenjadi lima yaitu:
1.      Air sucidanmensucikan
Adalah air yang dapatdigunakanuntukbersuci, air mutlak (air sewajarnya), air yang masihmurni, baikmenghilangkanhadasmaupunnajis, danairnyatidakberubahwarnamaupunzatnyadantidakmakruh.Misal air hujan, air sungai, air sumur, air laut, air salju, air embundan air sumber lain yang keluardarimata air.

وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ
dan Allah menurunkan kepadamu huan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu”. (al anfal 11).
Perubahan air yang tidak menhilangkan keadaan atau sifatnya “suci menyucikan” walaupun perubahan itu terjadi pada salah satu dari semua sifatnya yang tiga (warna ,rasa,dan baunya) sebagai berikut:
a.       Berubah karena tempatnya seperti air yag tergenang atau mengalir di batu belerang.
b.      Berubah karena lama tersimpan seperti air kolam.
c.       Berubah karena sesuatu yang terjadi padanya seperti di sebabkan ikan atau kiambang.
d.      Berubah karena tanah yang suci ,begitu juga segala perubahan yang sukar memeliharanya misalnya berubah karena daun daunan yang jatuh dari pohon-pohon yang berdekatan dengan sumur atau tempat-tempat air itu.[4]
3.      Air sucitetapitidakmensucikan
Air ini halal diminum, tetapi tidak dapat mensucikan hadas dan najis.
Yang termasuk air suci
tetapi tidak mensucikan adalah:
a.       Air yang telah berubah salah satu sifatnya karena bercampur dengan suatu benda yang suci, selain dari perubahan yang tersebut diatas, seperti air teh ,kopi dan sebagainya.
b.      Air sedikit,kuarng dari 2 kulah sudah terpakai untuk menhilangkan hadas atau menghilangkan hukum najis, sedangkan air itu tidak berubah sifatnya dan tidak pula b ertambah timbanganya.
c.       Air pepohonan atau buah-buahan , seperti yang keluar dari lekukan pohon kayu atau air nira, air kelapa dan sebagainya.

4.      Air makhruh
Yaitu air yang terjemur oleh matahari dalam bejana selain bejan emas atau perak. Air ini makruh digunakan untuk badan, tetapi tidak makruh untuk pakaian, kecuali air yang terjemur di tanah seperti sawah, air kolam, dan tempat-tempat yang bukan bejana yang mungkin berkarat.
5.      Air mutanajis
Adalah air yang terkena najis. Apa bila airnyakurangdari 2 kollah, terkenanajis, makahukumnyamenjadinajis.Akan tetapi jika airnya lebih dari 2 kollah, maka hukumnya tidak najis dan bisa digunakan untuk bersuci selama  tidak berubah warna, bau, maupun rasanya.
a)      Tanah,boleh menyuci kan jika tidak digunakan untuk sesuatu fardhu dan tidak bercampur dengan sesuatu.
b)      Debu, dapat digunakan untuk tayamum sebagai pengganti wudu atau mandi.
c)      Batubata, tisu atau benda atau benda yang dapat untuk menyerap bias digunakan untuk istinjak.
6.      Air sucidanmensucikan
Tetapi haram memakainya, yaitu air yang diperoleh dari ghasab (mencuri/mengmabiltanpaijin)
Keterangan :
Duakullah = 216 Liter. Jikaberbentukbak, makabesarnya = 60cm x 60cm x   60cm
























  BAB III
                                                             PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Thaharah memiliki pengertian secara umum yaitu mengangkat penghalang (kotoran) yang timbul dari hadas dan najis yang meliputi badan, pakaian, tempat, dan benda-benda yang terbawa di badan .Taharah merupakan anak kunci dan syarat shalat. Hukum taharah ialah WAJIB di atas tiap-tiap mukallaf lelaki dan perempuan.
Syarat wajib melakukan thaharah  yang paling utama adalah beragama Islam dan sudah akil baligh. Sarana yang digunakan untuk melakukan thaharah adalah air suci, tanah, debu serta benda-benda lain yang diperbolehkan. Air digunakan untuk mandi dan berwudhu, debu dan tanah digunakan untuk bertayamum jika tidak ditemukan air, sedangkan benda lain seperti batu, kertas, tisu dapat digunakan untuk melakukan istinja’.
            Thaharah memiliki fungsi utamaya itu membiasakan hidup bersih dan sehat sebagaimana yang diperintahkan agama. Thaharah juga merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Allah Swt. Manfaat thaharah dalam kehidupan sehari-hari yaitu membersihkan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis ketika hendak melaksanakan suatu ibadah.

B.    SARAN
      Kesucian itu sangat penting bagi muslim karena syahnya suatu ibadah itu jika kita suci dan bersih dari hadas. Maka dari itu kita harus mngerti dan mengetahui secara detail bagaimana bersuci yang benar dan baik.








DAFTAR PUSTAKA


            Abidin,Slamet.1998.Fiqh Ibadah.Bandung. CV Pustaka Setia.
Ali,Muhamad daud.1998.hukum islam.Jakarta.PT Raja Gravindo Persada.
Khaff,Abdullah zakie.2000.FIQH 7 MADHAB.Bandung. CV Pustaka Setia.
Nasution,Lahmudin.FIQH 1.
Rasji,Sulaiman.2004.FIQH Islam. Bandung.Sinar baru algensindo.
http://jumaidi07.blogspot.com/2014/12/makalah-thaharah.html//



















Pertanyaan:
a.       Bagaimana hukumnya perempuan ketika sedang udhur masuk masjid/berdiam diri di masjid.?
Jawaban:
“wahai orang-orang beriman, janganlah kamu shalat, sedangkan kamu dalam keadaan mabuk, sehaingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan: (janganlah pula menghampiri masjid), sedangkan kamu dalam keadaan junub, kecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi” (Q.S an
-Nisa ayat 43).
Yang diperbolehkan dalam ayat tersebut hanya melalui tempat shalat, yang dimaksud denagn tempat shalat dalam ayat ini adalah masjid. Jadi, berhenti atau duduk dalam masjid tidak diperbolehkan.
saya tidak mengahalalkan masjid bagi orang-orang yang sedang junub” (H.R Abu Dawud)
b.      Bagaimana ketika kita membasuh rambut ketika wudhu tapi jilbabnya tidak dibuka karena lingkungannya tidak mendukung.?
Jawaban:
Membasuh rambut itu tidak perlu di ubun-ubunn saja, tetapi di rambut kepala yang belakang atau bagian rambut dibasahi oleh air itu juga syah wudunya.
c. Apabila kita sudah mandi wajib/wudhu tapi kita baru tahu bahwa bagian tubuh kita terkena cat, apakah kita wajib mengulanginya lagi.?
Jawaban:
“ dari Khalid, dari salah seorang istri Nabi Saw.,” sesungguhnya Rasulullah Saw telah melihat seorang laki-laki shalat, dia atas tumitnya ada seluas dirham yang tidak kena air sewaktu ia berwudhu, maka Rasulullah Saw, menyuruh orang itu mengulangi wudhunya”.
Jika berwudhu saja wajib untuk mengulangi lagi, dan sedangkan mandi  pasti wajib untuk di ulangi lagi, agar shalatnya sah.
d.Apa yang menyebabkan wudu itu menjadi makruh.?
Tidak diseka, menggosok anggota wudu agar menjadi lebih bersih, dan bercakap-cakap sewaktu berwudhu.
e.       Bagaimana niat dan tata cara mandi wajib atau besar.?
Niat: nawaitul ghusla lirof”il khadai akbari lillahita’ala
Tata caranya:
a.       Membaca “basmallah”pada permulaan mandi.
b.      Berwudhu sebelum mandi.
c.       Mengosok-gosok seluruh badan denga tangan kanan.
d.      Mendahulukan yang kanan daripada yang kiri.
e.       Tertib
f.       Apa yang dimaksud 6 hijriah.?
Jawaban:
Tahun dalam Islam
g.      Bagaimana hukumnya air wudhu yang tertetes kembali ketika  kita ingin mengusap bagian  wudhu yang lain.?
Jawaban:
Tidak sah hukumnya karena air itu air musta’mal.
h.      Bagaimana kalau seorang laki-laki tidak merasa keluar mani tetapi tidak tahu kalau itu tanda-tanda bau keluar mani? Apakah wajib shalat atau bagaiman?
Jawaban:
“dari Khaulah, sesungguhnya ia telah bertanya kepada Nabi Saw, mengenai perempuan yang bermimpi seperti laki-laki bermimpi, Nbi “Ia tidak wajib mandi sehingga keluar maninya, sebagaimana laki-laki tidak wajib mandi apabila tidak keluar mandi”.
Tetapi kita wajib andi besar, karena ketika kita tidak yakin itu membuat hati kita tenang.
i.        Bagaimana hukumnya jika air itu hanya bisa dipancurkan dengan gayung.?
Jawab:
Tidak masalah hukumnya sah, ketika air itu bukan air yang musta’mal atau air yang  terkena najis.


[1] Ali, Muhamad Daud,1999,HUKUM ISLAM, Jakarta:PT RajaGrafindo.hlml 43.
[2] Rasjid,sulaiman,2014,fiqh islam,bandung,Sinar Baru Algensind, Hlm 24-25.
[3] Nasution, lahmuddin. Fiqh 1. Hal 10-38
[4] Rasjid,sulaiman(2014).fiqh islam.Bandung:Sinar baru Algensindo.hal 14-15.

MAKALAH HAKIKAT KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN

MAKALAH HAKIKAT KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Dosen Pengampu : Hesti...